Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri mengerek perkiraan inflasi Indonesia pada tahun 2022. Lembaga tersebut membuka peluang, tingkat inflasi pada tahun 2022 bisa melampaui batas atas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% yoy.
Sebagai gambaran, BI dan pemerintah sudah menetapkan inflasi pada tahun 2022 akan terjaga di kisaran 3% yoy plus minus 1% atau lebih tepatnya di kisaran 2% yoy hingga 4% yoy.
“Kami memperkirakan, inflasi pada tahun 2022 bisa mencapai 4,60% yoy pada akhir tahun 2022, ini lebih tinggi dari perkiraan semula kami yang sebesar 3,30% yoy,” tutur Faisal dalam keterangannya, Rabu (4/5).
Faisal memperkirakan, tekanan inflasi akan mulai terasa pada semester II-2022, baik secara substansial dan fundamental. Peningkatan inflasi ini didorong oleh inflasi baik dari sisi permintaan (demand-pull inflation) maupun dari sisi suplai (cost-push inflation).
Baca Juga: S&P Global: Meski Naik, Industri Manufaktur Indonesia Masih Hadapi Kendala Pasokan
Dari sisi permintaan, inflasi disebabkan adanya peningkatan permintaan sebagai buah akselerasi pemulihan ekonomi. Ini juga disebabkan oleh peningkatan mobilitas karena pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Dari sisi suplai, peningkatan inflasi berasal dari peningkatan harga bahan baku, harga energi, maupun harga bahan bakar minyak (BBM).
Lebih lanjut, bila melihat dari sisi komponen pembentuk inflasi, komponen yang paling besar mendorong inflasi umum pada tahun ini adalah inflasi harga diatur pemerintah atau administered prices.
“Karena ada potensi kemungkinan penyesuaian harga diatur pemerintah, seiring wacana peningkatan harga energi bersubsidi seperti harga listrik, LPG 3 kilogram, dan harga Pertalite,” tandas Faisal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News