kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Bank Indonesia Prediksi Inflasi Tahunan di Oktober Akan Turun Menjadi 5,8%


Senin, 31 Oktober 2022 / 19:05 WIB
Bank Indonesia Prediksi Inflasi Tahunan di Oktober Akan Turun Menjadi 5,8%
ILUSTRASI. BI memperkirakan inflasi bulan Oktober 2022 akan berada pada kisaran 5,8% secara tahunan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo memperkirakan inflasi bulan Oktober 2022 akan berada pada kisaran 5,8% secara tahunan (year on year).

Angka inflasi ini sedikit turun dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 5,95% yoy pada September 2022. Sedangkan secara bulanan, inflasi September mencapai 1,17% mom.

"Pada bulan lalu adalah mendekati 6%. Survei kami yang terakhir menunjukkan bulan Oktober yang sebentar lagi akan tutup, inflasi kita hanya sedikit turun ke 5,8%," ujar Dody dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNIP) Sulawesi Tengah, Senin (31/10).

Meski begitu, Dody menyebut, inflasi pangan sudah mulai melandai. Bank Indonesia sendiri memperkirakan inflasi pangan akan turun di bawah 10%. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada pada posisi 11,9%.

"Jadi terjadi deflasi untuk pangan. Dan itu saya yakin kan itu juga berasal dari sebuah upaya yang dilakukan oleh semua khususnya dari gerakan nasional pengendalian inflasi," katanya.

Baca Juga: DRI Proyeksi Harga Pangan Turun 0,18% MoM pada Oktober 2022

Seperti yang diketahui, Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Oktober 2022. Kali ini, BI mengerek BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%.

Namun Dody menegaskan, langkah yang diambil BI untuk menaikkan suku bunga acuannya adalah guna meredam ekspektasi inflasi. Meskipun dirinya mengakui bahwa kebijakan tersebut akan memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, dirinya mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan secara terukur.

"Kita tidak akan menaikkan suku bunga kalau memang itu tidak diperlukan," ungkap Dody.

Dody optimistis ekonomi Indonesia masih akan terus tumbuh ditengah-tengah negara lain yang berpotensi masuk ke jurang resesi. Ia menyebut, Indonesia menjadi salah satu beberapa negara yang ekonominya masih akan tumbuh pada kisaran 4% hingga 5%.

Baca Juga: Ekonom Bank Permata Prediksi Inflasi di Oktober 2022 Melandai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×