kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Bank Indonesia: Pertumbuhan manufaktur harusnya bisa 7%


Rabu, 04 September 2019 / 16:18 WIB
Bank Indonesia: Pertumbuhan manufaktur harusnya bisa 7%
ILUSTRASI. Pabrik tekstil Duniatex Group


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Industri manufaktur jadi biang kerok pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh 5%. Adapun hal tersebut lantaran faktor eksternal yakni dari tekanan nilai tuka akibat kegiatan impor yang beriringan naik dan kenaikan inflasi.

Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia menyebutkan bahwa kedua hal tersebut menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi tertahan di 5,1%-5,2%. "Keinginan kami selalu mencapai 6% tanpa ada gangguan dari stabilitas, karena itu menjadi penting BI selalu mencoba memberikan stimulus ekonomi," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/9).

Baca Juga: BEI dan AxeTrading kembangkan platform perdagangan obligasi dan sukuk

Salah satu upaya stimulus yang diberikan yakni dengan penurunan suku bunga yang telah dilakukan dua kali yang mana dari sana diharapkan mampu menjadi 'fuel', khususnya sektor manufaktur.

Ia menjelaskan kinerja pertumbuhan sektor manufaktur saat ini tengah mengalami perlambatan. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat pertumbuhan ekonomi pada industri pengolahan (manufaktur) pada kuartal II 2019 hanya sebesar 3,54%.

Menurutnya, pertumbuhan tersebut masih setengah dari pertumbuhan manufaktur yang mana biasanya mampu tumbuh hingga 6% hingga 7%. Dari sana, pihaknya menilai ada dua masalah yang harus dikejar untuk mencapai pertumbuhan tersebut yakni meningkatkan domestik value chain yang belum 'interlinkage' dan lima produk unggulan yang telah diprioritaskan dan siap diekspor.

Baca Juga: Ekonomi Thailand melambat, pemerintah meluncurkan stimulus

Sekedar mengingatkan, lima sektor industri prioritas yang telah ditetapkan Kementerian Perindustrian yakni makanan dan minuman, otomotif, elektronik, kimia, dan TPT. Selain itu, Dody bilang industri manufaktur yang juga akan didorong yakni alas kaki.

Menurutnya, seiring semakin diminati produk alas kaki juga dapat meningkatkan lapangan pekerjaan. "Kami ada masukan yang baik untuk produk alas kaki dan bakal kita implementasikan. Akan ada perbaikan sektor manufaktur dalam memperluas lapangan kerja," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×