Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap moncer, dan tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi BI pada 4,5% - 5,3% pada keseluruhan tahun 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, optimisme tersebut didukung beberapa faktor. Di antaranya, kinerja ekonomi Indonesia terus menguat pada triwulan III 2022 dengan tumbuh 5,72%, lebih tinggi dari prakiraan dan capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,45% secara tahunan, ditopang oleh berlanjutnya perbaikan permintaan domestik dan tetap tingginya kinerja ekspor.
Kemudian, perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas Lapangan Usaha (LU), terutama Industri Pengolahan, Transportasi dan Pergudangan, serta Perdagangan Besar dan Eceran.
Baca Juga: Gubernur BI: Rupiah Bisa Menguat Didukung Fundamental Ekonomi RI
Secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Jawa, Kalimantan, dan Sumatra.
Berbagai indikator bulan Oktober 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur mengindikasikan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan tetap kuat, khususnya batu bara, CPO, besi dan baja, serta ekspor jasa, seiring dengan permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat didukung kebijakan Pemerintah.
“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5 - 5,3%,” tutur Perry dalam konferensi pers, Kamis (17/11).
Baca Juga: Gubernur BI Waspadai Resesi Ekonomi Khususnya di AS dan Eropa
Lebih lanjut, Perry juga optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2023 diperkirakan tetap tinggi. Pertumbuhan ekonomi tahun depan akan didorong oleh permintaan domestik serta kinerja ekspor yang tetap positif di tengah risiko lebih dalamnya perlambatan perekonomian global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News