Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Indonesia dan bank sentral Singapura menyepakati perpanjangan kerjasama keuangan bilateral senilai US$ 10 miliar. Kerjasama tersebut disepakati oleh Bank Indonesia (BI) dan Monetary Authority of Singapore (MAS) pada hari Kamis (5/11).
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengungkapkan, kalau kerjasama ini terdiri dari dua perjanjian. Pertama, local currency bilateral swap agreement (LCBSA). LCBSA ini memungkinkan dilakukannya pertukaran mata uang lokal antara kedua bank sentral hingga senilai S$ 9,5 miliar atau Rp 100 triliun, atau hingga mencapai US$ 7 miliar.
Asal tahu saja, LCBSA ini memungkinkan suatu bank sentral untuk mendapatkan valuta asing dari bank sentral mitra dengan cara saling menukarkan mata uang lokal masing-masing negara, untuk kemudian dipertukarkan kembali pada saat jatuh tempo yang disepakati.
Kedua, bilateral repo agreement (BRL) yang memungkinkan dilakukannya transaksi repo antara keuda bank sentral untuk mendapatkan likuiditas dalam dolar Amerika Serikat (AS) hingga senilai US$ 3 miliar.
Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi kuartal III-2020 membaik, tapi ongkosnya mahal
“Dengan menjaminkan obligasi pemerintah yang diterbitkan oleh negara-negara G3 (AS, Jepang, dan Jerman) yang dimiliki oleh kedua bank sentral,” ujar Onny dalam siaran pers.
Perjanjian BRL ini memungkinkan suatu bank sentral untuk mendapatkan likuiditas dalam dollar AS dari bank sentral mitra dengan cara menjaminkan surat berharga yang dimilikinya, untuk kemudian dipertukarkan kembali pada saat jatuh tempo yang disepakati.
Onny menambahkan, kerja sama ini telah berlangsung sejak November 2018, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong untuk mendukung stabilitas moneter dan keuangan di kedua negara.
Kerjasama ini sebelumnya telah diperpanjang untuk pertama kali pada November 2019. Perpanjangan yang kedua ini menunjukkan komitmen Indonesia dan Singapura untuk mendukung dan membangun kepercayaan terhadap kondisi perekonomian masing-masing negara di tengah pandemi.
Baca Juga: BI optimistis pertumbuhan ekonomi 2021 lebih baik, ini alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News