Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan hati-hati dan terukur dalam membeli surat berharga negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah.
Sebagaimana diketahui, BI berencana membeli SBN lebih dari Rp 150 triliun di pasar sekunder pada tahun ini. Terbaru, BI juga akan membeli SBN untuk pendanaan program 3 juta rumah.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI R. Tri Wahyono mengatakan, terkait dengan kebijakan pembelian SBN, BI akan melakukannya dengan sangat berhati-hati.
“Jadi dimulai dari kebijakan besarannya seperti apa, kebutuhan likuiditas untuk perekonomiannya seperti apa. Dari mulai besarannya dulu sampai akhirnya operasionalnya di tempat kami di Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA),” tutur Tri dalam Taklimat Media, Kamis (6/3).
Baca Juga: Dana Nasabah di Perbankan Terancam Pindah ke SBN, Ini Alasannya
Selain itu, BI juga akan melihat kondisi pasar saat pembelian SBN. Hal ini agar BI tidak mendistorsi harga yang ada di market.
Tri membantah, saat BI membeli SBN maka akan melemahkan nilai tukar rupiah. pasalnya, BI biasanya melakukan pembelian SBN ketika terjadi sale off asing atau net sell di pasar SBN. Aktivitas net sell adalah aktivitas investor asing menjual saham di pasar domestik suatu negara dalam periode tertentu.
“Jadi ketika asing mau keluar dari pasar SBN, disitulah kita menstabilizer dengan cara kita melakukan pembelian,” ungkapnya.
Tri menjelaskan, alasan BI membeli SBN ketika terjadi sale off asing sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
“Jadi kita lakukan dengan sangat hati-hati, sehingga dampak rambatannya dari yang kita lakukan itu tidak akan kemana-mana, sampai apalagi terkait dengan nilai tukar,” imbuhnya.
Baca Juga: Penerbitan SBN Perumahan Berisiko dan Tidak Mendesak, Ekonom Ungkap Penyebabnya
Selanjutnya: DCII dan GOTO Jadi Penopang Pasar di Kala IHSG Anjlok, Simak Rekomendasi Analis
Menarik Dibaca: Jaga Kebugaran Saat Puasa, Ini Tips Diet Tanpa Nyeri Lambung dari Lighthouse
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News