kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Dunia Sebut Pengetatan Kebijakan Moneter Bisa Hambat Modal Asing ke Asia Pasifik


Minggu, 12 Juni 2022 / 15:51 WIB
Bank Dunia Sebut Pengetatan Kebijakan Moneter Bisa Hambat Modal Asing ke Asia Pasifik
ILUSTRASI. Logo Bank Dunia. REUTERS/Johannes P. Christo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia mengingatkan, pengetatan kebijakan moneter di sebagian besar negara maju akan memengaruhi aliran modal asing yang masuk ke dalam pasar keuangan negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia. 

Dalam hal ini, pengetatan kebijakan yang lebih cepat dari perkiraan semula diperkirakan akan membuat hengkangnya aliran modal asing (capital outflows) dari negara-negara tersebut dan kemudian akan memberi tekanan pada nilai tukar negara, sehingga menyundut inflasi. 

“Risiko ini terutama akan dirasakan oleh negara-negara yang sangat mengandalkan aliran masuk modal jangka pendek. Lonjakan utang juga diperkirakan meluas sehingga menambah kerentanan,” tulis lembaga tersebut dalam laporan Global Economic Prospects edisi Juni 2022. 

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Indonesia Dihantui Stagflasi, Ini Kata Ekonom

Dengan kondisi tersebut, pemulihan ekonomi berisiko terjegal dan memperbesar potensi kerusakan tambahan akibat tekanan keuangan negara-negara di Asia Pasifik ini. 

Bank Dunia juga mengingatkan, kemungkinan negara-negara Asia Pasifik yang akan merasakan dampak lebih dari kondisi ini adalah negara dengan tingkat utang luar negeri yang tinggi, negara dengan kebutuhan pembiayaan eksternal yang besar, negara dengan pasar keuangan yang lebih dalam dan terintegrasi secara internasional, juga mereka pengimpor komoditas. 

Ya, harga-harga komoditas saat ini juga meningkat tajam di tengah ketidakpastian di pasar keuangan. Dengan peningkatan harga komoditas, ada potensi impor kemudian melonjak, dan secara signifikan memperburuk kondisi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×