kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Bank Dunia kagum atas reformasi bansos Indonesia


Rabu, 15 November 2017 / 19:31 WIB
Bank Dunia kagum atas reformasi bansos Indonesia


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) menyatakan, reformasi kebijakan bantuan sosial yang dilakukan Indonesia sejak tahun 2010 silam mengalami perubahan yang signifikan. Namun, World Bank menilai bahwa perbaikan kebijakan bantuan sosial masih diperlukan.

Hal tersebut disebutkan dalam kajian pengeluaran publik yang berjudul "Towards a Comprehensive, Integrated, and Effective Social Assistance System in Indonesia," yang diluncurkan World Bank.

Capaian terkini dari bantuan sosial di Indonesia antara lain promosi keuangan inklusif melalui sistem pembayaran tunai berbasis kartu kombo tunggal, alokasi ulang subsidi bahan bakar untuk memberikan bantuan langsung kepada keluarga miskin dan rentan.

Perluasan program bantuan tunai bersyarat atau Program Keluarga Harapan (PKH) untuk menjangkau 10 juta keluarga termiskin di Indonesia, dan perluasan program bantuan pangan non tunai untuk mendukung penyediaan bantuan pangan padat nutrisi kepada 10 juta keluarga pada akhir tahun 2018.

"Sangat menggembirakan melihat upaya Indonesia dalam mengintensifkan reformasi bantuan sosial yang akan membantu negara ini terus bergerak maju di jalur pengurangan kemiskinan dan ketimpangan. Reformasi yang berkelanjutan akan memastikan bahwa keluarga termiskin dapat menerima bantuan yang cakupannya lebih komprehensif," kata Kepala Perwakilan World Bank untuk Indonesia Rodrigo Chaves, dalam keterangan resmi yang dikutip Kontan.co.id, Rabu (15/11).

Chaves mengatakan, reformasi lebih lanjut perlu dilakukan lantaran pada tahun 2014 hanya seperlima dari 10% kaum termiskin di Indonesia menerima semua program bantuan sosial. Tak hanya itu, kesenjangan pada titik-titik penting dalam kehidupan individu dan dalam cakupan transfer bantuan sosial juga masih ada. Termasuk tidak tersedianya pendidikan anak usia dini untuk keluarga yang memiliki anak di bawah usia sekolah.

"Perbaikan dalam program yang ada akan menghasilkan sistem yang lebih efektif. Reformasi seperti ini membutuhkan waktu dari uji coba untuk mendorong terjadinya perubahan total. Namun melihat capaian beberapa tahun terakhir, kami yakin dalam waktu dekat ini hasil yang lebih besar dan bertahan akan terlihat," kata Pablo Acosta, Changqing Sun, dan Juul Pinxten, penulis utama laporan tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×