Reporter: Yudho Winarto | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pengalaman Indonesia dalam mengantisipasi krisis beberapa tahun silam dinilai sangat berarti bagi memecahkan masalah dan perkembangan global. Hal ini disampaikan Sri Mulyani, Direktur Pelaksana Bank Dunia usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kantor Presiden, Jumat (13/7).
Menurut Sri Mulyani, Indonesia bertindak lebih sebagai shareholder atau pemilik Bank Dunia saja, tetapi ikut menggunakan pengalaman pembangunannya dalam tataran kebijakan di tingkat dunia dan ikut membantu kemajuan dunia. "Pengalaman dan tantangan pembangunan Indonesia masih banyak," kata Sri Mulyani.
Mantan Menteri Keuangan itu juga bilang, Indonesia saat ini tak hanya sibuk mengurus pembangunan negaranya saja, tetapi juga ikut berperan di tingkat regional dan global. "Itu yang diharapkan masyarakat dunia, utamanya negara berkembang," jelas Sri.
Mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, seperti kemiskinan, penciptaan lapangan pekerjaan, stabilitas makro menjadi poin-poin dari pengalaman Indonesia yang bisa menjadi pengalaman masyarakat global.
Asal tahu saja, Bank Dunia beroperasi lebih di 132 negara yang diantaranya masuk kategori low income, middle income, bahkan dalam situasi konflik. "Mereka perlu belajar dari pengalaman negara yang dianggap telah melalui proses pembangunan yang relevan," ujarnya.
Sementara itu, Menteri koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan, meski Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, risiko dampak ketidakpastian ekonomi global masih tetap ada.
Terlebih lagi, Bank Dunia memperkirakan, krisis Eropa belum memiliki tanda-tanda berakhir, dan ada kemungkinan krisis puncak terjadi tahun 2013 mendatang. "Semua harus diantisipasi Indonesia dan juga Bank Dunia, dan kami akan memberikan beberapa apa yang harus kami lakukan dan apa yang diusulkan Bank Dunia sejalan dengan yang kami lakukan," kata Hatta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News