Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan hampir menembus US$ 100 miliar dalam Gross Merchandise Value (GMV) pada 2025.
Proyeksi tersebut tercantum dalam laporan terbaru e-Conomy SEA 2025 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company yang dirilis 13 November 2025.
Dalam laporan tersebut, nilai ekonomi digital nasional tahun ini diperkirakan tumbuh 14% YoY menjadi US$ 99 miliar, didorong peningkatan adopsi layanan digital di masyarakat. Sektor e-commerce tetap menjadi pendorong utama.
Melihat ini, Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menjelaskan kontribusi ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional saat ini berada di kisaran 7,2%, meningkat dari level 5% beberapa tahun lalu. Namun dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi masih kecil, yakni di bawah 1%.
Baca Juga: Manfaatkan Ekosistem, BCA Digital Hadirkan Fitur Blibli & Insurance Dalam Aplikasinya
Menurut Huda, pertumbuhan masih didorong kuat oleh sisi permintaan, terutama karena masyarakat semakin sensitif dengan harga dan memilih platform digital untuk berbelanja.
“Dengan harga yang murah, permintaan barang via ecommerce masih tinggi. E-commerce masih menjadi tumpuan ekonomi digital,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (16/11/2025).
Meski begitu, Huda menilai ekosistem digital Indonesia masih menghadapi ketimpangan. "Ketimpangan ini yang membuat kue ekonomi digital masih cukup besar dinikmati oleh segelintir kalangan," tambahnya.
Huda menyebut, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia digital masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah, agar akses ekonomi digital lebih merata.
Baca Juga: Meski DPK Masih Melambat, Bank Digital Tegaskan Likuiditas Masih Memadai
Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menilai kontribusi sektor digital terhadap perekonomian nasional dapat diukur melalui perkembangan sektor pembayaran, teknologi informasi, komunikasi, dan sektor keuangan.
Mengacu pada proksi tersebut, kontribusi ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan mencapai 10,74%.
“Kontribusinya kalau saya lihat itu sekitar 10,74% dan lumayan signifikan mengungkit (pertumbuhan) ekonomi. Digitalisasi untuk ekonomi ini seharusnya bisa memberikan pendongkrak ya, buat ekonomi kita,” ujar Myrdal kepada Kontan, Minggu (16/11/2025).
Myrdal menjelaskan bahwa digitalisasi berpotensi meningkatkan efisiensi ekonomi, meminimalkan kebocoran dana, serta memperluas jangkauan layanan ke seluruh wilayah Indonesia.
Ia menegaskan bahwa manfaat digitalisasi akan lebih optimal apabila didukung dengan kesiapan infrastruktur dan sistem pendukung yang memadai.
Ke depan, Myrdal menyoroti pentingnya penyelesaian infrastruktur digital, perluasan sistem pembayaran, serta payung hukum yang kuat untuk mendukung aktivitas ekonomi berbasis digital.
Baca Juga: Ada Sinyal Kuat Ekonomi Belum Melesat
Ia menyebut bahwa Bank Indonesia telah memiliki blueprint sistem pembayaran Indonesia hingga 2030 sebagai masterplan pengembangan sistem pembayaran digital nasional.
“Yang harus disiapkan itu adalah infrastrukturnya. Digitalisasi ini harus mencakup semua aspek, baik konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah, konsumsi lembaga non-profit, lalu juga aktivitas digital yang masuk ke lingkup investasi, serta ekspor-impor,” jelasnya.













