kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahas RAPBN 2021, Jokowi minta menteri perhatikan dua data ekonomi yang melemah ini


Rabu, 06 Mei 2020 / 12:55 WIB
Bahas RAPBN 2021, Jokowi minta menteri perhatikan dua data ekonomi yang melemah ini
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo


Reporter: Abdul Basith | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri dan ketua lembaga memperhatikan sejumlah indikator ekonomi Indonesia yang sedang melemah saat ini.

Beberapa indikator ekonomi tersebut, pertama, ekonomi Indonesia yang tumbuh 2,97% pada kuartal pertama tahun 2020, atau turun 2 poin persen dari kuartal IV 2019. Meski melambat akibat pandemi virus corona (Covid-19), ekonomi Indonesia masih berada dalam tataran yang baik.

"Walaupun hanya tumbuh 2,97% tapi dibandingkan dengan negara lain, kinerja ekonomi negara kita relatif masih baik," ujar Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna melalui video conference di Istana Merdeka, Rabu (6/5). Sidang tersebut membahas mengenai Rancangan APBN tahun 2021.

Baca Juga: Sektor industri menyumbang 19% PDB Indonesia di kuartal pertama 2020

Jokowi mencontohkan, ekonomi China yang turun 12,8 poin persen dari 6% di akhir 2019 menjadi minus 6,8% di kuartal I 2020. Serta negara lain yang perlambatan ekonominya lebih besar dari Indonesia seperti Prancis yang turun 6,25 poin persen, Hongkong turun 5,9 poin persen, Spanyol turun 5,88 poin persen dan Italia turun 4,95 poinpersen dari akhir 2019.

Kedua, Jokowi juga meminta jajarannya untuk memerhatikan indeks manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia. Saat ini PMI Indonesia anjlok di level 27,5.

Covid-19 dinilai menekan sektor suplai dan demand sehingga menekan PMI. Oleh karena itu Jokowi minta agar mencari solusi untuk mengatasi kontraksi tersebut.

"Mana saja sektor dan subsektor yang alami kontraksi terdalam, dicarikan stimulusnya sehingga program stimulus ekonomi harus kita buat dan tepat sasaran, dan mulai merancang skenario pemulihan," terang Jokowi.

Jokowi menyampaikan sejumlah subsektor yang berkontribusi negatif pada pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun 2020. Antara lain sektor tanaman pangan -0,31%, angkutan udara -0,08%, pertambangan, minyak, gas, dan panas bumi -0,08%, industri barang logam komputer -0,07%, penyediaan akomodosasi -0,03%, serta industri mesin dan perlengkapan -0,03%.

Konsumsi pemerintah dinilai masih menjadi lokomotif dalam pertumbuhan ekonomi yang masih tumbuh 3,74%. Selain itu pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 2,84%.

Namun, konsumsi lembaga non profit rumah tangga (LNPRT) mengalami kontraksi hingga mencapai -4,91%. Jokowi meminta hitungan detail mengenai faktor turunnya hal tersebut.

"Karena itu, penyaluran bansos dari pemerintah pusat, pemda, atau dana desa, dan program padat karya tunai dalam minggu - minggu ini harus dipastikan sudah jalan di lapangan. Bansosnya sudah diterima masyarakat, program padat karya juga sudah jalan di lapangan," jelas Jokowi.

Baca Juga: Cegah ekonomi semakin memburuk, Kemenkeu segerakan bansos di kuartal II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×