Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan pemerintah sudah membeli 200.000 ton beras dari luar negeri.
Beras tersebut siap masuk ke dalam negeri kapanpun guna memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog.
Namun, Arief menegaskan 200.000 ton tersebut akan disimpan di Bulog sebagai cadangan. Artinya tidak dikeluarkan secara bebas atau hanya digunakan untuk kegiatan pemerintah.
Baca Juga: Kenaikan Harga Beras Jadi Penyumbang Inflasi, Ekonom: Pemerintah Harus Jaga Pasokan
"[Nilai impor] 200.000 ton, kurang lebih kali sekitar Rp 8.500 atau Rp 9.000 (per kg). Kita simpan dulu untuk cadangan, nggak dijual sembarangan, tidak boleh rembes ke pasar, bisa bahaya," kata Arief usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/12).
Ia menegaskan, bahwa saat ini pemenuhan CBP tetap diutamakan dari dalam negeri. Baru jika dari dalam negeri belum memenuhi akan didatangkan 200.000 ton tersebut.
"Seperti biasa utamakan pasti dari dalam negeri dulu, tapi yang ini kita cadangkan. Jadi Pak Presiden perintahnya kita tidak boleh kekurangan. Jadi disiapkan saja. Kita siapkan cadangan pangan pemerintah Bulog. Kita taruh 200.000 ton dulu kalau diperlukan masuk, ya masuk. Jadi tidak tergesa-gesa," kata Arief.
Baca Juga: Kementan Berikan Data Stok Beras di 24 Provinsi, Ini yang Dilakukan Bulog
Ia menegaskan beras yang telah dibeli tersebut kini disimpan di luar negeri. Apabila dibutuhkan baru akan dimasukan ke dalam negeri sebagai cadangan pemerintah.
"[Sudah beli] Iya, kita siapkan disana. Jadi kalau in case kita perlu sudah punya kita, karena dunia lagi perlu pangan. Kita beli kita taruh di luar dulu," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News