Reporter: Annisa Maulida | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan September 2018, beberapa harga pangan merangkak naik. Contohnya daging ayam dan telur.
Kenaikan harga tersebut tidak terlalu signifikan. Di pasar Karang Anyar, Jakarta Pusat, harga daging ayam naik dari sebelumnya Rp 38.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 40.000 per kg. Sementara harga telur ayam juga naik dari sekitar Rp 22.000-Rp 23.000 per kg menjadi sekitar Rp 24.000 per kg. Tak ketinggalan harga harga bumbu dapur seperti langkuas, kunyit, jahe juga ikut merambat dari Rp 20.000 per kg menjadi Rp 22.000 per kg,
Menurut pengamat pertanian Khudori , kenaikan harga itu tidak terlalu besar dan sifatnya situasional. “Saya tidak tahu persis penyebabnya karena apa,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (3/9).
Namun, kata dia, beberapa hari yang lalu ada keluhan dari peternak unggas dan perusahaan pakan bahwa dalam dua bulan terakhir harga jagung lumayan tinggi.
Jagung menjadi salah satu komponen penting dalam peternakan unggas sebagai pakan ternak. “Jika ada kenaikan di harga pakannya, itu akan berpengaruh pada produk akhirnya, yaitu daging ayam dan telur,” ujar Khudori.
Untuk mengerem harga yang naik, dibutuhkan peran pemerintah dalam mengatur komoditas pangan. Terutama bahan pangan yang berdampak besar ke inflasi, berperan besar menyedot belanja rumah tangga, dan yang berefek besar terhadap perekonomian nasional.
“Untuk stabilisasi harga harus ada instrumennya. Apa instrumennya? harganya di atur. Ada harga bawah untuk melindungi produsen dan ada harga atas untuk melindungi konsumen,” ujar Khudori.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News