kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Atasi rupiah, SBY ajak menteri rapat di Cipanas


Senin, 02 Desember 2013 / 14:34 WIB
Atasi rupiah, SBY ajak menteri rapat di Cipanas
ILUSTRASI. Sejumlah calon penumpang berjalan di area terminal keberangkatan Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (24/3/2022). Meningkat Signifikan, Kasus Baru Covid-19 Capai 4.329 pada Sabtu (16/7).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

CIPANAS. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS) semakin anjlok dan menyentuh angka Rp 12.000 per dollar AS. Pelemahan mata uang garuda tersebut menjadi perhatian serius Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai diadakan rapat terbatas khusus membahas pelemahan mata uang rupiah tersebut.

Rapat terbatas itu berlangsung di Istana Cipanas, Jawa Barat, Senin (2/12). Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan dalam rapat tersebut, SBY meminta menteri koordinator perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Keuangan Chatib Basri memaparkan kondisi ekonomi terkini.

"Bahwa dalam bebeberapa hari terakhir, kondisi ekonomi yang terus tertekan akibat melemahnya mata uang rupiah. Tadi Menko Perekonomian menyampaikan ada dua kondisi yang menjadi faktor tertekannya nilai tukar rupiah," ujar Julian di Istana Cipanas.

Menurut Julian, dalam rapat terbatas itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memaparkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan faktor internal atau domestik yakni defisit transaksi berjalan. Kemudian faktor eksternal yakni adanya spekulasi atau kemungkinan bank sentral Amerika (The Fed) akan mengeluarkan kebijakan tapering off quantitative easing.

Karena itu, dalam rapat tersebut, Hatta melaporkan sejumlah langkah yang akan dipakai untuk mengantisipasi bila tapering off benar-benar dikeluarkan Bank Sentral AS. "Mengenai lebih rinci nantinya akan disampaikan oleh Menko Perekonomian, karena sekarang rapat masih berlangsung," ujar Julian.

Sementara SBY sendiri, lanjut Julian, masih mempelajari kondisi ekonomi terkini berdasarkan laporan yang disampaikan para menteri. Namun, Julian menegaskan SBY terus mengikuti fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan kondisi pereknomian secara keseluruhan termasuk kondisi perekonomian global.

Dalam rapat ini, SBY meminta para menteri teknis memberikan pandangan dan saran tentang apa yang bisa dilakukan atau diformulasikan menjadi kebijakan untuk mengantisipasi tertekannya mata uang rupiah. SBY juga meminta agar para menteri benar-benar siap jika nantinya The Fed mengambil kebijakan tapering off.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×