kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asosiasi gula: Impor gula industri sebaiknya tunggu data hasil panen


Kamis, 09 Agustus 2018 / 16:52 WIB
Asosiasi gula: Impor gula industri sebaiknya tunggu data hasil panen
ILUSTRASI. Ilustrasi gula impor - gula rafinasi


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Agung Jatmiko

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah meneken surat rekomendasi impor gula mentah untuk keperluan rafinasi industri untuk pengiriman kuartal-IV, asosiasi petani gula meminta pengimpor cermat mempertimbangkan impor harus sesuai kebutuhan dan pertimbangan hasil panen petani.

Ketua umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen menyatakan pemerintah sebaiknya realistis dalam memperhitungkan neraca gula. "Jangan impor hanya karena bisa impor, tapi pertimbangkan stok yang sudah ada dan permintaan riilnya, sampai sekarang gula masih ada dan belum kekurangan, buktinya industri belum menjerit," kata Soemtiro saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/8).

Apalagi saat ini tengah masa panen tebu yang mana puncak panen akan terjadi pada Oktober dan November. Soemtitro memperkirakan produksi tahun ini akan mencapai 2,2 juta ton, yang mana tidak banyak berubah dari tahun sebelumnya.

Selain mempertimbangkan momentum panen, Soemitro menegaskan industri seharusnya mengimpor sesuai dengan kebutuhan mereka saja. Pasalnya ada indikasi kebocoran gula industri di pasar gula konsumsi. Dalam perhitungan Soemitro, produksi gula tahunan mencapai 2,2 juta ton. Adapun pada tahun 2017 telah terjadi impor gula sebanyak 1,2 juta ton yang belum terpakai habis.

"Artinya masih ada banyak stok gula untuk konsumsi, tapi karena impor industri terus terjadi dan tidak terserap oleh mereka, jadi bocor ke pasar," tegas Soemitro.

Serupa, Peneliti dari The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah impor seharusnya mempertimbangkan hasil panen terlebih dahulu.

"Idealnya, impor dilakukan pada kuartal 1 atau 4, dengan melihat perkiraan data panen tebu rakyat yang akan panen antara Mei-September," kata dia.

Sekadar info, Kemenperin telah meneken rekomendasi impor kuartal IV untuk komoditas gula mentah yang bakal diolah menjadi gula rafinasi. Pada kuartal IV, izin yang dikeluarkan untuk 900.000 ton, serupa dengan izin pada kuartal III. Bila terealisasi seluruhnya dari awal tahun, maka impor gula tahun ini bakal mencapai 3,6 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×