Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan potensi ekonomi Amerika Serikat yang terancam karena potensi gagal bayar utang, tidak berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Dia mengatakan, hingga saat ini Surat Berharga Negara (SBN) masih dilirik oleh investor. Selain itu, prospek perekonomian Indonesia juga dinilai masih baik, dengan inflasi yang terjaga.
“Untuk pertanyaan gagal bayar di Amerika Serikat, sampai hari ini sebenarnya kalau kita liat dari perkembangan, tidak ada pengaruh kepada perekonomian kita,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (8/5).
Baca Juga: Malapetaka Utang AS di Depan Mata, Ini Kata Janet Yellen
Bendahara negara ini juga mengatakan, masih belum melihat adanya sinyal potensi gagal bayar utang di Amerika Serikat yang akan mengganggu pasar keuangan global.
Menurutnya, Amerika Serikat bisa bayar utang asalkan debt ceiling atau pagu utangnya dibuka, meski memang terhalang oleh dinamika politik.
“Kita lihat pasar juga belum memberikan sinyal terhadap kemungkinan dinamika politik itu. Itu kan dinamika politik sebetulnya. Amerika bisa bayar utangnya kalau debt ceiling nya dibuka, tapi ada dinamika politiknya,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan kegagalan Kongres AS untuk menaikkan plafon utang pemerintah akan berdampak terhadap gagal bayar utang AS.
Yellen mengingatkan risiko gagal bayar utang (default) akan memicu malapetaka ekonomi.
Baca Juga: Jerome Powell: Jangan Anggap Fed Dapat Melindungi Ekonomi AS dari Default Pagu Utang
Tercatat, utang AS mencapai US$ 31 triliun pada Oktober 2022, sedangkan per 31 Maret 2023 bertambah menjadi US$ 31,45 triliun.
Bengkaknya utang AS, dipicu oleh pandemi Covid-19. Saat itu, pemerintah AS harus menggelontorkan stimulus US$ 5 triliun guna menyelamatkan perekonomian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News