kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Apple Batal Bangun Pabrik di Indonesia, Ini Penyebab Utamanya


Jumat, 24 Februari 2023 / 04:35 WIB
Apple Batal Bangun Pabrik di Indonesia, Ini Penyebab Utamanya
ILUSTRASI. Perusahaan produsen iPhone dan iPad, Apple, tak jadi bangun pabrik perakitan di Indonesia. Apa penyebabnya? REUTERS/Aly Song


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produsen iPhone dan iPad, Apple, tak jadi bangun pabrik perakitan di Indonesia. Apa penyebabnya?

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto mengungkapkan alasan di balik batalnya rencana Apple tersebut. 

Menurut anak buah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu, batalnya pembangunan pabrik terjadi karena persoalan traceability atau ketelusuran bahan baku dari produk timah di Indonesia. 

"Enggak jadi (investasi). Maka itu, tata kelola timah harus dibenarin. Kalau enggak, tidak ada yang tertarik masuk hilirisasi. Karena, traceability-nya itu," ungkap Seto di Jakarta, Kamis (23/2/2023). 

Seto bilang, perusahaan-perusahaan besar, ketika ingin melakukan investasi akan melakukan cek secara mendalam mengenai bahan baku produknya. 

Seperti Apple misalnya yang ingin memastikan traceability timah di RI, mulai dari perizinan, praktik pertambangannya, hingga prinsip bisnis berkelanjutan atau environmental, social and governance (ESG). 

Baca Juga: Ini Sejumlah Kesepakatan Jumbo Investasi di Industri Nikel Indonesia

"Mereka melakukan traceability, wah ini dari timah-timah yang 'mungkin' perizinannya, praktek-praktek pertambangannya (tidak baik dan benar)," ungkapnya. 

Dia menjelaskan, beberapa perusahaan seperti Tesla, Ford, hingga Microsoft juga melakukan hal yang sama. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki tim sustainability tracking yang akan melacak dari mana sumber bahan baku mineral tersebut ditambang. 

Untuk itu, pihaknya melakukukan audit BPKP di sektor pertambangan untuk kemudian dibahas lebih lanjut bersama kementerian dan lembaga terkait. 

Seto juga berharap ada perbaikan di sektor tambang dengan mengedepankan ESG. 

"Misal supplier Tesla ya, kalau mereka beli nikel di Indonesia, mereka sudah cek, 'oh ini memang dari pertambangan yang benar', karena kan tim Tesla ke sini untuk lihat," paparnya. 

Dia mengatakan, dalam melakukan pengecekan tersebut, investor juga melihat dan menghitung emisi yang dihasilkan dari proses penambangan itu. Bagi penambang yang belum menerapkan prinsip ESG, Seto berharap agar segera ada perbaikan. 

Baca Juga: Jokowi Tawarkan Konsesi Nikel ke Elon Musk, Begini Respons Kementerian ESDM

Pihaknya juga memberi waktu untuk memperbaiki sistem pertambangan yang selama ini tidak tepat. 

"Spirit-nya akan kita tertibkan. Kita enggak mau asal nutup. Kita kasih waktu nanti mereka benerin, tapi harus komit selamanya mengedepankan praktek pertambangan yang baik dan benar," tegasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anak Buah Luhut Ungkap Alasan Apple Batal Bangun Pabrik di RI"
Penulis : Kiki Safitri
Editor : Yoga Sukmana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×