kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

APBN Surplus Rp 10,3 Triliun pada Kuartal I 2022, Ini Pendorongnya


Rabu, 20 April 2022 / 10:52 WIB
APBN Surplus Rp 10,3 Triliun pada Kuartal I 2022, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mencetak kinerja positif hingga kuartal I-2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, salah satu indikator yang dilihat adalah adanya surplus anggaran. 

Menurut catatannya, surplus APBN pada kuartal I-2022 tercatat Rp 10,3 triliun atau sebesar 0,06% Produk Domestik Bruto (PDB) dan tumbuh positif 107,2% bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. 

“Ini artinya kondisi APBN kita positif, surplus sampai dengan akhir kuartal I-2022. Membaik dari negatif dalam para kuartal I-2021 yang mencapai Rp 143,7 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam paparan APBN KiTa, Rabu (20/4). 

Surplus anggaran ini tak lepas dari moncernya penerimaan pada kuartal I-2022. Pendapatan negara hingga akhir Maret 2022 tercatat Rp 501,0 triliun atau tumbuh 32,1% yoy dari realisasi per Maret 2021 yang sebesar Rp 379,4 triliun. 

Baca Juga: Penerimaan Pajak RI Tumbuh 41,36% pada Kuartal I 2022

Pendapatan negara ini terdiri dari penerimaan perpajakan yang tercatat Rp 401,8 triliun atau tumbuh 38,4% yoy dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang tercatat Rp 99,1 triliun atau tumbuh 11,8% yoy. 

Sebaliknya, realisasi belanja negara tercatat Rp 490,6 triliun atau lebih rendah 6,2% yoy dari realisasi per Maret 2021 yang sebesar Rp 523,0 triliun. 

Ini terdiri dari belanja pemerintah pusat yang tercatat Rp 314,2 triliun, atau turun 10,3% yoy di tengah peningkatan penyaluran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp 176,5 triliun atau naik 2,0% yoy. 

Dengan surplus anggaran ini, maka pembiayaan utang merosot tajam. Pemerintah hanya mengeluarkan Rp 139,4 triliun untuk pembiayaan anggaran atau merosot 58,1% yoy. Ini pun membuat ada sisa anggaran lebih atau SILPA sebesar Rp 149,7 triliun. 

Baca Juga: Sri Mulyani: Perang Rusia-Ukraina Sulut Risiko Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Ke depan, Sri Mulyani akan tetap kerja keras dalam menjaga pergerakan APBN. Apalagi, APBN ini merupakan tulang punggung dalam menghadapi krisis, melindungi masyarakat, membangun infrastruktur, bahkan untuk membangun pendidikan dan kesehatan. 

“APBN harus dijaga kesehatannya. Karena APBN bekerja sangat keras dalam menangani Covid-19 dan memulihkan ekonomi. Sudah mulai terlihat buahnya,” tandas Sri Mulyani. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×