kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Antispasi krisis, FKSSK akan rilis rekomendasi


Rabu, 19 Desember 2012 / 19:30 WIB
Antispasi krisis, FKSSK akan rilis rekomendasi
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The PayPal app logo seen on a mobile phone in this illustration photo October 16, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration//File Photo


Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat, namun pemerintah tetap waspada dalam mengantisipasi dampak krisis global yang bisa datang sewaktu-waktu. Itu sebabnya, dalam waktu dekat, Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) bakal mengeluarkan beberapa rekomendasi terkait perekonomian nasional.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pada pekan depan, FKSSK akan mengeluarkan beberapa rekomendasi terkait isu perekonomian terkini. "Semua rekomendasi ini berlaku untuk perekonomian nasional," jelasnya kepada KONTAN Rabu (19/12).

Karena berlaku untuk perekonomian nasional secara keseluruhan, artinya rekomendasi yang dikeluarkan oleh FKSSK nantinya tidak hanya berlaku untuk jajaran pemerintah dan otoritas moneter. Melainkan juga akan berlaku bagi instansi dan lembaga di luar pemerintah alias swasta.

Meski begitu, Bambang masih enggan membeberkan secara rinci rekomendasi yang akan diterbitkan. "Tunggu saja pekan depan," ujarnya singkat.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengungkapkan kondisi perekonomian global masih menghadapi tantangan berat. Karenanya, pemerintah berharap perekonomian nasional masih memiliki daya tahan yang cukup tinggi.

Nah, untuk mengantisipasi ancaman krisis dari sisi makro, pemerintah terus memperkuat manajemen protokol krisis dalam FKSSK. Di luar itu, "Kami akan melihat lebih jauh sinkronisasi makro prudensial dan mikro prudensial, perlu ada sinergi dan komunikasi yang kuat antara semua pihak," jelas Mahendra Selasa (18/12).

Mahendra bilang FKSSK saat ini tengah mencermati kecepatan pertumbuhan utang luar negeri swasta yang sudah di luar ambang batas wajar. Tak hanya itu, FKSSK juga menyoroti beberapa hal terkait dengan sektor keuangan dan stabilitas sistem keuangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×