kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Angkutan barang darat akan digeser ke kereta


Kamis, 02 November 2017 / 16:54 WIB
Angkutan barang darat akan digeser ke kereta


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan merubah pola angkutan barang dari yang selama ini berbasis jalan ke rel. Mereka akan mengharuskan pengusaha logistik angkut barang dengan menggunakan kereta.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut, minggu ini mereka mulai mengumpulkan para pemangku kepentingan; pengusaha truk dan PT KAI (persero). Selain itu, pemerintah juga telah meminta PT KAI (Persero) membuat simulasi agar angkutan barang dengan kereta lebih ekonomis.

Bambang Prihartono, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengatakan, upaya tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memangkas biaya logistik. Pola angkutan barang dengan truk selama ini dipandang pemerintah menimbulkan inefesiensi besar.

Inefesiensi salah satunya disebabkan oleh kemacetan yang ditimbulkan oleh angkutan barang dengan truk. Maklum saja, catatan BPTJ saat ini untuk di Jawa saja, 98% angkutan barang masih berbasis jalan. Sedangkan yang berbasis kereta, baru 2%

"Jadi bisa dibayangkan berapa besarnya dampaknya, yang di Tol Jakarta- Cikampek kemarin saja jam operasional dibatasi jam 6-9 kecepatan kendaraan naik 15%, apalagi kalau angkutan barang tidak ada, bisa 250 km/ jam melajunya, makanya ini kami mau bangun sistem," katanya, Kamis (2/11).

Hari Sukoco, Freight Marketing and Sales PT KAI mengatakan, untuk mengalihkan angkutan barang ke kereta api, pihaknya menghadapi banyak tantangan. Pertama, muatan.

Selama ini walau pemerintah sudah membangun jalur ganda di utara Jawa, angkutan barang dengan kereta api masih belum ekonomis. Masalah dipicu oleh muatan yang masih kurang. "Ada ketidakseimbangan, kereta dari barat ke timur isi, tapi baliknya kososng," katanya.

Kedua, masalah biaya muat dan bongkar muat barang kereta yang yang masih mahal, penggunaan rel serta pajak yang harus ditanggung PT KAI dari kegiatan angkutan barang. "Kami minta beban penggunaan rel dan pajak, serta bongkar muat bisa ditekan supaya perpindahan bisa dilakukan," katanya.

Masalah ketiga, berkaitan dengan jalur kereta barang dengan penumpang. Saat ini, jalur tersebut masih satu sehingga cukup merepotkan.

PT Kereta Api Indonesia berharap ke depan pemerintah bisa memisahkan jalur sehingga peningkatan aktivitas angkutan barang dengan kereta tidak mengganggu angkutan kereta penumpang. Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lookman dari sisi dunia usaha mengatakan selain itu pergeseran penggunaan angkutan barang kereta juga mendapat tantangan dari lokasi industri.

Selama ini industri masih terkoneksi dengan jalan tol, truk sentris. Tantangan juga datang dari keterbatasan lahan bongkar muat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×