Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Komisi XI DPR DPR Mukhamad Misbakhun meminta Bank Indonesia (BI) melihat situasi dan kondisi saat ini secara memadai dan rasional. Misalnya, dari sisi cadangan devisa yang mencapai rekor tertinggi.
Namun sayangnya, Misbakhun menilai posisi cadangan devisa yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah Indonesia itu bukan karena situasi normal, melainkan karena adanya dana dari penerbitan global bond yang dilakukan pemerintah.
Selain itu, Misbakhun juga menyoroti angka defisit transaksi berjalan yang lebih rendah karena surplus perdagangan.
“Karena ketika negara lain memberlakukan ketidaknormalan, kebijakan lockdown misalnya, membuat situasi tidak seimbang trade balance kita,” kata Misbakhun saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (9/2).
Di sisi lain, Misbakhun mengatakan BI juga perlu mewaspadai pemulihan ekonomi di tahun ini. Sebab, Bloomberg memperkirakan pandemi di Indonesia baru akan berakhir dalam waktu 10 tahun.
Baca Juga: Harga minyak lanjutkan reli usai stok minyak mentah AS turun di pekan lalu
“Di tahun 2020 kami memperkirakan Covid-19 ini akan selesai pada 2020. Kemudian kami membangun wacana bahwa vaksin akan menjadi game changer, orang setelah di vaksin akan selesai dengan sendirinya. Ternyata setelah di vaksin pun orang harus melakukan penyesuaian-penyesuaian yang baru dan ini butuh periodisasi yang tidak cepat,” kata Misbakhun.
Oleh karena itu Misbakhun meminta BI menyusun skenario dan rencana kontingensi guna mengantisipasi situasi ketidakpastian yang bakal terjadi pada masa-masa mendatang.
“Karena ini memberi risiko pada neraca moneter dan neraca moneter ini penjaga gawangnya ialah Bapak (Perry Warjiyo, red) sebagai gubernur bank sentral,” ujar dia.
Misbakhun juga mengharapkan BI cukup kuat dalam membantu pemerintah menopang pembiayaan pembangunan. Sebab, BI akan menjadi andalan ketika pandemi Covid-19 tak kunjung berlalu.
“Harapan kami tinggal kepada Bank Indonesia. Saya khawatir bila Covid-nya memanjang uang makin sulit di pasar. Harapan kami hanya bertumpu pada Bank Indonesia. Ini yang menurut saya harus diantisipasi dengan skenario-skenario itu,” tegas Misbakhun.
Selanjutnya: China luncurkan kapal patroli terbesar, siap ditugaskan di Selat Taiwan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News