Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dampak penundaan rencana kenaikan tarif listrik untuk kelas 900 watt, bisa membuat anggaran subsidi membengkak. Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara Sofyan basir bilang, saat ini pihaknya tengah menyisir masyarakat yang betul-betul tidak berhak mendapatkan subsidi.
Ada kemungkinan jumlah yang memperoleh subsidi berubah. Perubahan itu akan mempengaruhi total anggaran subsidi listrik yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2016.
Namun Sofyan tidak menjelaskan berapa besar kemungkinan kenaikan anggaran tersebut. Sebab, itu tergantung pada proses verifikasi data masyarakat penerima yang berhak.
Dalam APBN 2016, pemerintah mematok anggaran subsidi listrik sebesar Rp 38,39 triliun. Dengan asumsi ada kenaikan tarif untuk golongan 900 watt mulai tanggal 1 januari 2016 nanti.
Artinya, selama enam bulan ke depan pemerintah akan memberlakukan tarif normal seperti saat ini. Namun pemerintah memastikan akan menunda kenaikan itu hingga enam bulan kedepan untuk dilakukan verifikasi data.
Pemerintah kemudain akan mengajukan anggaran baru dalam APBN Perubahan 2016 dan kemungkinan lebih besar dari APBN 2016. "Pasti dikasih DPR, ini kan untuk konstituen mereka juga," ujar Sofyan, Kamis (4/11) di Istana Negara, Jakarta.
Sementara itu, ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam bilang, pembengkakan anggaran subsidi listrik bisa mempengaruhi postur anggaran. Ini menjadi masalh baru bagi pemerintah nanti.
Diperkirakan perubahan ini bisa menjadi bahan ganjalan pemerintah dalam mengajukan APBN-P nanti. Selain masalah penyertaan modal negara (PMN) yang akan menjadi salah satu fokus pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News