CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Amunisi sudah cukup, BI tinggal kelola cadev


Rabu, 26 Agustus 2015 / 22:55 WIB
Amunisi sudah cukup, BI tinggal kelola cadev


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina mengakui amunisi Bank Indonesia (BI) untuk menghadapi tekanan sudah cukup.

Dengan posisi cadangan devisa (cadev) saat ini US$ 107,55 miliar, menurutnya untuk kondisi sekarang ini sudah lebih dari cukup.

Menurut Dian, berbagai perjanjian BSA untuk pertahanan lapis kedua membuat bantal amunisi lengkap. Yang perlu dilakukan otoritas moneter saat ini adalah menjaga pengelolaan cadev.

Dian bilang, pelemahan rupiah terjadi dalam jangka waktu yang panjang dan kalau tidak perlu intervensi yang berlebihan. Rupiah saat ini terjadi karena faktor eksternal.

"Sesuatu yang di luar dugaan dan terjadi hampir di semua mata uang," ujarnya, Rabu (26/8).

Yang perlu diperbaiki adalah persepsi masyarakat karena pelemahan mata uang memang terjadi di semua negara berkembang. Penguatan dollar AS menjadi kondisi yang tidak bisa dihindari.

Di sisi lain, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menekankan gejolak ekonomi akan terus terjadi hingga tahun depan. Utamanya berasal dari ketidakpastian kenaikan suku bunga Amerika.

Alhasil, perkiraan Josua, rupiah hingga akhir tahun akan betah bertengger pada level di atas Rp 13.800 per dolar AS.

"Bisa ditutup di bawah Rp 14.000 dengan catatan arah kebijakan Bank Sentral Amerika jelas," akunya.

Menghadapi tekanan tersebut, fundamental ekonomi Indonesia secara umum untuk menghadapi ketidakpastian tersebut masuk dalam kategori cukup baik, dimulai dari pertumbuhan, inflasi, dan defisit transaksi berjalan yang menyusut. Yang perlu didorong adalah stimulus fiskal.

Serapan belanja pemerintah harus didorong untuk memberikan konfidens kepada pasar bahwa ekonomi Indonesia bergerak.

Dengan begitu, lanjut Josua, multilplier efeknya terhadap ekonomi secara keseluruhan bisa terasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×