kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Amir membantah, Anas: Masa tidak membantah?


Rabu, 27 Februari 2013 / 22:43 WIB
Amir membantah, Anas: Masa tidak membantah?
ILUSTRASI. Seorang anak perempuan memakai masker pelindung terlihat di monumen cincin Olimpiade di luar National Stadium, stadion utama Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin membantah pernyataan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengenai keterlibatan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dalam kasus Hambalang. Lalu, apa tanggapan Anas?

"Ya, pasti membantah lah, ya, masa tidak membantah?" ujar Anas di kediamannya di Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (27/2) malam.

Dalam wawancara dengan RCTI, yang disiarkan pada Rabu dini hari, Anas menyebutkan bahwa Amir mengetahui keterlibatan Ibas dalam proyek tersebut berdasarkan cerita Muhammad Nazaruddin. Namun, Anas menyatakan, yang disampaikannya tidak langsung pada proyek Hambalang. Anas memberikan sinyal bahwa saat itu Amir memeriksa Nazaruddin.

"Apa yang saya sampaikan tidak terkait dengan Hambalang. Yang saya sampaikan adalah bahwa Pak Amir ditugaskan untuk memeriksa Nazar. Waktu itu Pak Amir dalam posisi sebagai Sekretaris Dewan Kehormatan Partai," kata Anas.

Anas melanjutkan, hasil pemeriksaan itu pasti diketahui oleh Amir. "Ketika diperiksa, tentu ada hasil pemeriksaan. Apa hasil pemeriksaan, Pak Amir yang tahu detailnya. Soal dibantah tidak dibantah, itu hal lain," ujarnya.

Dalam wawancara dengan RCTI tersebut, Anas mengaku pernah ikut dalam pertemuan antara Amir dan Nazaruddin terkait kasus Hambalang. Saat itu, menurut Anas, Amir meminta keterangan Nazaruddin mengenai aliran dana Hambalang. Ketika ditanya apakah Ibas ikut menerima aliran dana Hambalang, Anas mengatakan, Amir lah yang paling pas untuk menjelaskannya.

Anas juga menyebutkan, penjelasan Nazaruddin terkait aliran uang Hambalang cukup mengejutkan. Menurut Anas, beberapa orang memang turut menikmati uang Hambalang, tetapi dia tidak menyebutkan nama-nama itu.

Ketika dikejar dengan pertanyaan soal beredarnya tudingan bahwa Ibas turut menikmati uang yang diduga suap tersebut, Anas kembali menjawab bahwa Amir lah yang lebih pas untuk menjelaskan. Namun, Anas mengaku siap menggantikan Amir untuk mengungkapkan aliran dana Hambalang itu jika Amir memang tidak bersedia menjelaskan.

"Saya hanya ikut rapat dan mendengarkan. Jadi, kalau hadist, rawahu-nya Pak Amir. Kecuali Pak Amir pas ditanya tak mau menjelaskan, pemain penggantinya adalah saya," kata Anas.

Ibas sendiri telah menyangkal keterlibatannya dalam kasus Hambalang. Ibas menyebut tudingan Nazaruddin itu hanyalah skenario politik.

Dalam kasus Hambalang, KPK menetapkan Anas sebagai tersangka pada Jumat pekan lalu. Anas diduga menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lain.

Terkait proyek yang sama, KPK juga telah menetapkan tersangka mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, serta Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar.

Amir mengatakan, tidak ada pembahasan mengenai aliran dana Hambalang dalam pertemuan petinggi partai dengan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin di kediaman Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.

"Saya mau jelaskan bahwa dalam rapat Dewan Kehormatan itu membahas tentang rencana pengunduran diri Nazaruddin. Tidak ada pembicaraan seperti yang dikatakan Anas Urbaningrum," kata Amir kepada wartawan, Rabu (27/2).

Dia mengatakan, bukan hanya dirinya yang terlibat dalam rapat Dewan Kehormatan partai tersebut. Ada dua petinggi Partai Demokrat lain yang ikut dalam rapat, yakni EE Mangindaan dan Jero Wacik. "Bisa tanyakan ke anggota yang lain," ujarnya.

Amir menuturkan, ada notulen dalam rapat tersebut sehingga bisa dibuktikan bahwa yang disampaikan Anas tidak benar. "Rapat itu ada paniteranya, ada bukti notulensinya, saya bisa pertanggungjawabkan bahwa apa yang disampaikan oleh Saudara Anas itu tidak ada," kata Amir. (Dian Maharani/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×