Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga saat ini belum bisa memutuskan kapasitas produksi dan pembagian alokasi gas Blok Masela. Pasalnya pemerintah masih menunggu mulainya pre-desain dasar rancang bangun atau Pre-Front End Engineering Design (FEED) Inpex Corp.
Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar bilang pemerintah telah memberikan dua opsi terkait kapasitas produksi Blok Masela yaitu opsi pertama terdiri dari LNG 7,5 juta ton per tahun plus gas pipa 474 mmscfd dan opsi kedua LNG sebesar 9,5 juta ton per tahun plus gas pipa 150 mmscfd.
Nah, kapasitas produksi akan diputuskan sesuai hasil Pre-FEED. Masalahnya hingga saat ini Inpex belum juga melakukan Pre-FEED. "Pre-FEEDnya belum. Itu bagian dari yang akan distudikan Pre-FEED," ujar Arcandra Rabu (8/2). Dengan Pre-FEED lokasi proyek Blok Masela bisa diketahui, kapasitas produksi, dan pembeli gasnya.
Hanya, Senior Manager Communication and Relation Inpex, Usman Slamet belum mau menjabarkan alasan belum dilakukannya Pre-FEED Inpex. "Kami berharap ada keputusan yang terbaik dari pemerintah untuk proyek Masela, kami masih terus bekerjasama dengan pemerintah," ujar Usman. Yang pasti, pengerjaan Pre-FEED memakan waktu sekitar 6 bulan hingga 9 bulan sehingga alokasi gas Masela belum bisa diputuskan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro berharap harga gas dari blok Masela bisa kompetitif. "Kami berharap harga kompetitif supaya bisa serap untuk pasar domestik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News