kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alasan Indonesia memakai mata uang lokal dalam transaksi dagang dengan China


Kamis, 05 Agustus 2021 / 13:26 WIB
Alasan Indonesia memakai mata uang lokal dalam transaksi dagang dengan China
ILUSTRASI. Lindungi Produsen Lokal ?- Bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (24/5). Alasan pemerintah memakai mata uang lokal dalam transaksi dagang dengan China.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan China telah resmi menyepakati menggunakan local currency settlement (LCS) atau mata uang lokal dalam transaksi perdagangan maupun investasi.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kementerian Perdagangan, Kasan, mengatakan, transaksi LCS tersebut disepakati oleh beberapa negara seperti China, Jepang, Malaysia, dan Thailand.

Kasan mengatakan, kesepakatan tersebut juga didasari karena volume transaksi perdagangan Indonesia dengan China cukup besar, sehingga menjadi pertimbangan Indonesia untuk menyepakati keputusan tersebut. 

Faktanya, selama 5 sampai 10 tahun terakhir volume perdagangan Indonesia dengan China terus mengalami peningkatan baik dari sisi ekspor maupun impornya.

Baca Juga: Manfaat Indonesia melakukan kerjasama mata uang lokal dengan berbagai negara

Dimana China merupakan negara tujuan ekspor Indonesia terbesar, dan pangsa pasar ekspor Indonesia ke China mencapai lebih 20% dari total ekspor Indonesia. Selain itu, Kasan bilang, sumber ekspor dari China juga berkembang cukup signifikan.

“Pada 2020 transaksi transaksi dari ekspor dan impor kita dengan China meningkat cukup pesat dengan catatan sebesar US$ 71,4 miliar, meskipun masih mengalami defisit, tetapi defisit ini sudah tinggal setengahnya dari defisit yang terjadi pada 2019,” kata Kasan dalam diskusi virtual, Kamis (5/8). 

Kasan membeberkan, catatan pada 2019 defisit dengan China hamper US$ 17 miliar kemudian tahun 2020 defisit kita dengan China US$ 7,8 miliar. Lebih lanjut, pada 2021, Kasan menuturkan pada semester I cacatan transaksi ekspor dan Impor dengan China mendekati US$ 50 miliar. 

“Artinya ini sudah naik dibandingkan dengan 2020 yang lalu. Selain itu, dari sisi aspek volume transaksi Indonesia dengan China dalam aspek perdagangan Internasional menjadi catatan penting dengan adanya LCS dan bagaimana nanti dampaknya terhadap trade maupun investasi,” tandasnya.

Selanjutnya: Pemerintah Indonesia dinilai belum memerlukan fasilitas SDR dari IMF, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×