CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.926   -32,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

AirAsia ditemukan, kapal AS dan Singapura pulang


Kamis, 15 Januari 2015 / 06:12 WIB
AirAsia ditemukan, kapal AS dan Singapura pulang
ILUSTRASI. Cara melindungi privasi dari AI.


Sumber: Antara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo mengatakan, kapal bantuan asing dari Singapura dan Amerika Serikat akan meninggalkan daerah operasi pencarian korban pesawat AirAsia QZ8501 mulai Kamis.

"Besok (15/1), kapal Singapura dan kapal Amerika akan meninggalkan operasi pencarian," ujar Soelistyo di kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Rabu (14/1).

Pemulangan dua kapal Singapura dan dua kapal Amerika menandakan berkurangnya kekuatan asing di daerah pencarian. Namun menurutnya, pencarian korban AirAsia masih akan dibantu oleh satu kapal asing yang berasal dari Tiongkok.

"Kapal Tiongkok ini baru beberapa hari di sini. Selain itu mereka datang dari jauh, jadi masih saya pertahankan untuk tetap membantu," kata Soelistyo.

Kapal Tiongkok tersebut tetap akan diikutsertakan untuk sebanyak-banyaknya menemukan korban pesawat yang diduga masih berada di dalam perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

Sebelumnya, Basarnas telah melakukan pengurangan bantuan asing sejak Jumat (9/1/2015). Saat itu kapal bantuan Pemerintah Jepang, yaitu JS Ohnami dan JS Takanami yang berada di bawah komando Divisi Keenam Pasukan Bela Diri Laut Jepang (JMSDF) dikembalikan.

Selain itu, kapal Rusia serta para penyelamnya dan sebuah kapal Singapura, dikatakan Soelistyo, sudah mulai meninggalkan kegiatan pengangkatan korban dan puing Pesawat AirAsia sejak beberapa hari lalu.

Selanjutnya, bantuan pesawat dari Pemeritah Korea Selatan mulai Senin (12/1/2015) juga tidak lagi berpatroli membantu Tim SAR gabungan. Kemudian, disusul dua kapal Malaysia pada Selasa (13/1/2015).

Menurut Soelistyo, pengurangan ini dilakukan karena bantuan yang dibutuhkan Tim SAR gabungan telah menurun. Sehingga beberapa kapal dari luar negeri sudah dapat meninggalkan area operasi.

Pengurangan yang dipertimbangkan berdasarkan hasil evaluasi operasi pencarian ini ditujukan agar pencarian lebih efisien karena kegiatan di lapangan juga akan menurun. "Tentu kita ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada negara-negara sahabat yang telah membantu kita," katanya lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×