Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa dibutuhkan investasi jumbo pada sektor infrastruktur demi menggapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
AHY menjelaskan, berdasarkan laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Indonesia membutuhkan investasi infrastruktur mencapai US$ 650 miliar untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut.
“Menurut Bappenas, Indonesia membutuhkan sekitar US$ 650 miliar investasi infrastruktur untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%,” ujarnya dalam gelaran Indonesia International Sustainability Forum (ISF), Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Baca Juga: AHY Pastikan Fasilitas Umum dan Rumah Rusak Karena Banjir Bali Segera Diperbaiki
Dari total tersebut, dia memerinci, sekitar US$ 190 miliar atau setara Rp 3,1 triliun harus diperoleh dari modal swasta. Menurutnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak bisa dibebankan sendiri untuk investasi infrastruktur tersebut.
“APBN tidak bisa dan tidak seharusnya menanggung beban ini sendirian. Karena itu, kami membangun ekosistem pembiayaan yang menggabungkan instrumen publik dan swasta, memobilisasi dana abadi, melibatkan mitra multilateral, serta mendorong blended finance,” terangnya.
AHY tak memungkiri bahwa investasi hanya bakal masuk bila adanya kepercayaan investor, untuk itu pihaknya fokus untuk memastikan iklim investasi yang dapat diprediksi, kepastian regulasi, serta model pembiayaan inovatif yang berani menanggung risiko.
Baca Juga: Menteri AHY Ajak Investor Buat Tanamkan Modal di Proyek Giant Sea Wall
“Kami percaya bahwa kolaborasi adalah mesin sejati pertumbuhan berkelanjutan, kunci konektivitas yang lebih baik, serta perlindungan pesisir yang kuat dari bencana alam,” tandasnya.
Selanjutnya: Bahas Penyerapan Dana SAL yang Lambat, Purbaya Mau Ketemu Direksi BTN
Menarik Dibaca: 13 Rekomendasi Buah Anti-Aging untuk Memperlambat Penuaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News