kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Agar hidup tenang beradaptasi dengan Covid-19, simak enam rekomendasi LIPI


Rabu, 20 Mei 2020 / 16:43 WIB
Agar hidup tenang beradaptasi dengan Covid-19, simak enam rekomendasi LIPI
ILUSTRASI. Petugas kesehatan melakukan aktivitas di ruang ekstraksi laboratorium biomolekuler Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC), Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/5/2020). Laboratorium biomolekuler PCR itu untuk melakukan uji laboratorium virus corona (Covi


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah corona (Covid-19) masih mengancam Indonesia. Data terbaru hari ini (20/5) memperlihatkan, ada tambahan 693 kasus baru yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia, sehingga totalnya menjadi 19.189 kasus.

Dari data tersebut, jumlah pasien yang meninggal akibat virus corona di Indonesia bertambah 21 orang menjadi 1.242 orang. Secara global, per 19 Mei 2020, pasien yang terkonfirmasi corona mencapai 4,74 juta dengan kasus meninggal 316.289 orang.

Baca Juga: Potensi ekstrak daun ketepeng badak dan benalu sebagai obat herbal corona (Covid-19)

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memproyeksikan program imunisasi corona akan memerlukan waktu cukup lama, kurang lebih dua tahun berikutnya untuk seluruh populasi. Sementara kehidupan harus terus berjalan.

“Sampai vaksin ditemukan dan imunisasi massal dilakukan, masyarakat harus beradaptasi dengan Covid-19 melalui mitigasi yang terkontrol dan terukur berbasis data,” ujar Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, dikutip lipi.go.id, Senin (18/5) lalu.

Oleh karena itu, LIPI menyodorkan enam rekomendasi untuk hidup beradaptasi dengan Covid-19.

Pertama, kendali dan mitigasi yang terukur untuk membuka aktivitas ekonomi masyarakat. “Fokusnya di screening massal pada simpul mobilitas publik berbasis rapid diagnostic test (RDT) dan uji polymerase chain reaction (PCR) di lokasi kerumunan permanen seperti rumah sakit, sekolah dan kampus, serta perkantoran dan industri,” jelas Handoko.

Baca Juga: Pemerintah tetapkan laboratorium LIPI di Cibinong bisa memeriksa Covid-19

Kedua, penanganan orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) dengan data akurat, masif dan terukur. Pasien positif dan keluarganya dikenakan masa isolasi dan karantina.

"Untuk pasien positif dari masyarakat berpenghasilan rendah, keluarganya ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial,” kata dia. Selain itu, perlu disinfeksi menyeluruh di lokasi dengan kasus positif.

Ketiga, pengetatan pelaksanaan Protokol Utama Penanganan Covid-19 seperti kewajiban memakai masker di semua lokasi dan kondisi, jaga jarak di semua aktivitas, serta kebersihan dan strerilisasi. “Bila perlu dilakukan dengan mekanisme pemberian denda bagi yang melanggar,” terang Handoko.

Keempat, pengerahan seluruh infrastruktur dan SDM untuk meningkatkan kapasitas uji berbasis RDT dan PCR. Hal itu meliputi pengadaan nasional untuk RDT dan test kit PCR dari sumber teruji serta rekrutmen SDM untuk operator swab, ekstraksi sampel dan analisis hasil uji.

Baca Juga: Mantap! Lembaga Eijkman memulai upaya pembuatan vaksin

“Alat PCR yang ada di seluruh instansi dan kampus dikelola secara terpadu sehingga distribusi sampel dapat diatur dengan baik dan hasil cepat keluar,” ujar Handoko.

Kelima, pembentukan tim pakar untuk setiap sektor untuk evaluasi dan pemberian rekomendasi teknis lebih lanjut secara berkala. Tim pakar terdiri dari praktisi dan ilmuwan di sektor terkait dan ahli epidemiologi.

“Sehingga rekomendasinya berbasis data dan perkembangan sains dengan didukung rekayasa teknologi untuk mendukung implementasi,” ungkap Handoko.

Keenam, penguatan ketahanan dengan mempercepat riset terkait konten lokal. Rekomendasi ini meliputi pengembangan suplemen penguat imunitas tubuh dari bahan alam lokal, karateristik biologi virus SARS-CoV2, pembuatan bahan dan test kit uji PCR lokal, metode baru uji virus secara molekular sehingga lebih murah dan mudah dilakukan di berbagai fasilitas, pengembangan RDT lokal, dan pengembangan alat sterilisasi barang berbasis disinfektan untuk area publik.

Baca Juga: Perusahaan farmasi berlomba kembangkan dan produksi obat corona

“Juga penciptaan model bisnis baru untuk UMKM melalui teknologi tepat guna berbasis riset, sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas dengan daya tahan lebih lama,” pungkas Handoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×