kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ADB: Pemerintah boleh saja atur harga


Rabu, 11 April 2018 / 16:04 WIB
ADB: Pemerintah boleh saja atur harga
Ekonom ADB Priasto Aji


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan, pemerintah kian rajin melakukan intervensi di sektor swasta. Sebut saja, yang paling anyar, pemerintah berencana mewajibkan badan usaha meminta persetujuan terlebih dulu sebelum menaikkan harga BBM nonsubsidi. Adapun kebijakan lain terkait penurunan tarif jalan tol, kebijakan beras, dan gula.

Meski demikian dalam waktu yang sama, pemerintah berupaya mendorong investasi masuk ke dalam negeri sebanyak mungkin. Sudah ada beberapa aturan yang keluar untuk mempermudah investasi. Yang paling anyar, aturan baru tax holiday dan kemudahan restitusi pajak.

Asian Development Bank (ADB) melihat, adanya intervensi ini belum menjadi sebuah disinsentif. Ekonom ADB Priasto Aji mengatakan, pemerintah sejatinya memang boleh saja masuk untuk mengatur harga.

“Pemerintah kan boleh masuk kalau ada market failure. Tidak bisa kita terlalu liberal bergantung dengan market. Kadang peran pemerintah juga diperlukan kalau ada market failure, kemudian kalo ada tujuan-tujuan sosial lain, development objective yang lain,” kata Priasto di kantornya, Jakarta, Rabu (11/4).

Dengan demikian, menurut dia, adanya intervensi ini sebenarnya normal, “Kalau memang akan ada kenaikan harga, konsumen akan bayar lebih banyak. Saya yakin pemerintah sudah hitung itu,” ujarnya.

Ibarat puzzle, menurut Priasto, adanya insentif bagi iklim investasi yang lebih kondusif ini satu per satu sudah diselesaikan pemerintah. Oleh karena itu, ia memperkirakan tahun ini investasi bisa berkontribusi lebih banyak lagi dalam pertumbuhan ekonomi.

“Investasi dengan big market seperti Indonesia selalu promising. Sudah market besar, ada improvement di kemudahan berbisnis juga,” ucapnya.

Ia sendiri melihat, intervensi ini khusus BBM cukup reasonable. Sebab, harga global minyak dunia naik cukup tinggi, yakni hingga US$ 68 per barel sementara di APBN hanya US$ 48

Ia melihat, sebenarnya pemerintah melakukan itu adalah untuk jaga daya beli masyarakat konsumsi adalah sumber pertumbuhan “Dan ya tidak masalah (intervensi) kalau tujuannya itu,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×