kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ADB pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan jadi 4,8%


Rabu, 22 September 2021 / 21:00 WIB
ADB pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan jadi 4,8%
ILUSTRASI. ADB proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,8% di tahun 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2022.

Senior Country Economist ADB Henry Ma mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan hanya 4,8% secara tahunan (yoy). Proyeksi ini lebih rendah dari prediksi ADB sebelumnya yang mencapai 5,0% yoy.

“Kami perkirakan di tahun 2022 perlambatan terus berlanjut, sehingga proyeksi pertumbuhan di tahun depan di 4,8% yoy. Namun, kami akan tetap memantau dan menghasilkan analisis baru setiap tahun,” jelas dia, Rabu (22/9).

Henry menambahkan, pemangkasan pertumbuhan ekonomi di tahun depan tak lepas dari perlambatan pemulihan ekonomi yang terjadi di tahun ini. Hal tersebut terjadi karena adanya gelombang kedua Covid-19 di awal kuartal III-2021 lalu.

Baca Juga: Sejumlah bursa Asia menghijau terbawa sentimen pembayaran utang Evergrande

Bahkan, lembaga tersebut memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2021 hanya 3,5% yoy. Lagi-lagi, proyeksi ini lebih rendah dari prediksi yang diungkapkan pada bulan April 2021 lalu, yakni 4,5% yoy dan prediksi di bulan Juli 2021 yang sebesar 4,1%.

Nah, risiko pertumbuhan ekonomi ke depan ini juga masih berkaitan dengan Covid-19, yaitu ketakutan adanya varian baru Covid-19, lambatnya progres vaksinasi, dan juga efektivitas vaksin Covdi-19 yang digunakan.

Selain itu, dalam jangka waktu ke depan, masih akan ada beberapa ancaman badai yang akan dihadapi oleh Indonesia. Dalam pengelihatan ADB, batu sandungan itu terlihat dari ketidakpastian geopolitik, disrupsi rantai pasok global, dan turbulensi di pasar keuangan akibat rencana pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Bahkan, dalam jangka menengah-panjang, masih ada beberapa hal yang mengancam di dalam negeri seperti bencana alam, perubahan iklim, hingga isu pasokan pangan.

Selanjutnya: BI tetap optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini tumbuh di kisaran 3,5% - 4,3%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×