Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dewan Direktur Asian Development Bank (ADB) hari ini menyetujui dua pinjaman yang total bernilai hingga US$ 1,1 miliar untuk memperkuat dan mendiversifikasi sektor energi Indonesia. Sektor energi dipandang penting dalam mendorong pertumbuhan yang inklusif dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Total pinjaman tersebut terdiri dari dua jenis pinjaman. Pertama, pinjaman berbasis kebijakan senilai US$ 500 juta, termasuk US$ 100 juta dari Dana Infrastruktur ASEAN atau AIF untuk Program Energi Berkelanjutan dan Inklusif (SIEP).
Kedua, pinjaman berbasis hasil senilai US$ 600 juta bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang dijamin oleh Republik Indonesia untuk meningkatkan akses ke layanan energi berkelanjutan dan modern di kawasan timur Indonesia.
"Meningkatkan akses ke sumber energi yang terjangkau dan berkelanjutan adalah prasyarat agar pemerintah dapat memenuhi aspirasi pertumbuhan ekonominya," kata Winfried Wicklein, Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Kamis (14/9).
Kedua pinjaman yang disetujui hari ini masing-masing akan memperbaiki iklim kebijakan yang memungkinkan peningkatan investasi publik dan swasta di sektor energi Indonesia, serta mendukung dan membangun jaringan distribusi listrik di Indonesia kawasan timur.
Sektor energi Indonesia menghadapi berbagai masalah yang saling berkaitan dan berdampak panjang di sepanjang rantai nilainya, mulai dari pasokan energi primer hingga distribusi kelistrikan. Hal ini menyebabkan sekitar 23 juta penduduk Indonesia kekurangan akses listrik.
Subsidi energi selama bertahun-tahun mengakibatkan kurangnya investasi di sektor ini. Indonesia tertinggal dibandingkan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara dalam mengembangkan sumber daya energi terbarukan seperti sinar surya, angin, dan biomassa.
Keadaan tersebut menyebabkan industri kelistrikan bergantung pada batubara, yang mengambil porsi lebih dari 50% pembangkitan energi pada 2016.
Melalui dukungan berbasis kebijakan SIEP, pemerintah akan meneruskan berbagai reformasi guna meningkatkan keberlanjutan fiskal, seperti semakin merasionalisasi tarif, menjalankan kebijakan untuk mendorong investasi listrik dan gas swasta, serta mendukung peningkatan skala energi terbarukan dan langkah-langkah efisiensi energi.
Selain itu, hibah bantuan teknis yang menyertai pinjaman ini akan mendukung ekspansi program efisiensi energi melalui berbagai cara, seperti peluncuran standar kinerja minimum untuk efisiensi, program pelabelan dan pengujian peralatan rumah tangga, serta investasi sektor swasta di proyek-proyek efisiensi energi.
Sementara itu, pinjaman senilai US$ 600 juta bagi PLN adalah bagian dari serangkaian program investasi untuk meningkatkan akses penduduk Indonesia ke layanan energi berkelanjutan dan modern, dengan fokus pada pembangunan kawasan timur Indonesia sebagai simpul pertumbuhan yang baru.
Sebagai bagian dari proyek ini, sistem distribusi kelistrikan akan diperkuat untuk membantu delapan provinsi di Nusa Tenggara dan Sulawesi dalam mendorong kegiatan usaha yang bergantung pada pasokan energi yang stabil, seperti pertanian, perikanan, usaha kecil dan menengah, serta pariwisata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News