kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Pemilu, Volume Subsidi Energi di 2024 Ditambah Hingga 19,58 Juta Kiloliter (KL)


Minggu, 18 Juni 2023 / 10:49 WIB
Ada Pemilu, Volume Subsidi Energi di 2024 Ditambah Hingga 19,58 Juta Kiloliter (KL)
ILUSTRASI. volume BBM subsidi naik di tahun 2024


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Panitia kerja (Panja) Badan Anggaran (Banggar) DPR RI sepakat meningkatkan volume susbidi tahun  depan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.

Ketua Banggar Said Abdullah mengatakan, meningkatnya volume subsidi tahun depan dari tahun ini adalah sebagai antisipasi kerawanan gejolak sosial di tahun pelaksanaan pemilihan umum (pemilu).

Selain itu, konsumsi energi, baik itu Bahan Bakar Minyak (BBM), solar, minyak tanah, LPG 3 kg, dan listrik diperkirakan akan meningkat karena pemulihan ekonomi sudah semakin baik, artinya konsumsi masyarakat akan juga meningkat dari saat pandemic Covid-19.

“Mengingat tingkat permintaan akan semakin besar karena makin kuatnya ekonomi nasional, dan mengantisipasi kerawanan gejolak sosial di tahun pelaksanaan pemilu,” tutur Said saat melakukan rapat kerja bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Jumat (16/6).

Baca Juga: Utang Jatuh Tempo Tahun Ini, Pemerintah Akan Bayar dari Penerimaan Negara

Adapun volume BBM subsidi dipatok sebesar  18,735 hingga 19,580 juta kiloliter (KL) pada tahun 2024, atau meningkat dari volume tahun ini yang sebesar 17,50 juta kiloliter.

Volume tersebut, terdiri dari subsidi minyak tanah sebesar 575.000 hingga 580.000 juta kiloliter, minyak solar sebesar 18,16 juta KL hingga  19,00 KL, volume gas LPG bersubsidi dipatok sebesar 8,20 hingga 8,30 metrik ton.

Kemudian, subsidi tetap minyak solar (Fasoil 48) dipatok sebesar Rp 1.000 hingga Rp 3.000 per liter, dan subsidi listrik dipatok hingga Rp 70,73 triliun  hingga Rp 75,70 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×