kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bank Dunia Sarankan Pemerintah Hapus Subsidi Energi dan Pupuk


Selasa, 09 Mei 2023 / 14:30 WIB
Bank Dunia Sarankan Pemerintah Hapus Subsidi Energi dan Pupuk
ILUSTRASI. Logo Bank Dunia. Bank Dunia Sarankan Pemerintah Hapus Subsidi Energi dan Pupuk.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. World Bank atau Bank Dunia merekomendasikan pemerintah untuk menghapus subsidi energi dan pertanian guna meningkatkan sumber daya fiskal lebih lanjut.

Menurut World Bank, subsidi tersebut tidak efektif dalam mengurangi kemiskinan. Terlebih lagi, penyaluran subsidi dinilai masih tidak tepat sasaran.

"Subsidi energi mahal dan tidak efektif dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan," tulis World Bank dalam laporannya bertajuk Pathways Towards Economic Security Indonesia Poverty Assessment, dikutip Selasa (9/5).

Baca Juga: Presiden Perintahkn Menteri Pertanian Revisi Aturan Pupuk Bersubsidi

Sementara dari sisi subsidi pertanian, World Bank juga melihat subsidi tersebut tidak tepat sasaran bagi petani miskin.

"Meninjau kembali belanja pertanian untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas dapat menghasilkan penghematan fiskal yang besar," katanya.

Sebelumnya, Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Rizal Taufikurrahman menyebutkan, sejumlah dampak apabila pemerintah mencabut atau mengurangi subsidi energi sebagai respons dari krisis energi.

Menurutnya, konsekuensi dari pencabutan subsidi energi akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tidak hanya pertumbuhan ekonomi, sektor transportasi yang juga pengguna seperti Pertalite juga terganggu.

Baca Juga: Kementerian BUMN Dorong Pupuk Indonesia Jadi Pemain Utama Pupuk Global

"Yang tadinya Pertalite, katakanlah di harga Rp 7.500, tiba-tiba misalnya di angka keekonomiannya katakanlah dua kali lipatnya, maka ini akan cenderung berpengaruh terhadap sektor pengguna dari minyak tadi, salah satunya transportasi," kata Rizal dalam acara Diskusi Publik Indef, Kamis (28/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×