kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ada corona, Menkeu: Indonesia negara Asia pertama yang berani terbitkan global bond


Selasa, 07 April 2020 / 21:20 WIB
Ada corona, Menkeu: Indonesia negara Asia pertama yang berani terbitkan global bond
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat pelantikan Kepala BKF di Jakarta (3/4/2020). Sri Mulyani menyebut Indonesia negara Asia pertama yang berani terbitkan global bond di tengah pandemi.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang menerbitkan obligasi global atau global bond di tengah pandemi Covid-19 sejak Februari lalu. 

“Sejak pandemi diumumkan, Februari hingga Maret lalu tidak ada satu pun negara Asia yang masuk ke (pasar) global bonds karena melihat volatilitas dan gejolak yang sangat besar,” tuturnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (7/5). 

Baca Juga: Terpanjang dalam sejarah, ini alasan pemerintah rilis global bond bertenor 50 tahun

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan baru saja menerbitkan  iga seri Surat Utang Negara (SUN) global berdenominasi US Dollar (USD Bonds) dengan total nominal sebesar US$ 4,3 miliar. Salah satunya adalah seri dengan tenor terpanjang dalam sejarah penerbitan Indonesia yaitu 50 tahun. 

Meski kondisi pasar keuangan global volatil. Sri Mulyani mengatakan, pemerintah memperoleh tingkat imbal hasil (yield) yang terbilang menguntungkan alias cukup rendah. 

Pada transaksi USD Bonds kali ini, yield yang dicapai untuk tenor 10,5 tahun, 30,5 tahun dan 50 tahun ini masing-masing adalah 3,9%, 4,25% dan 4,5%.  Yield ketiga tenor tersebut masing-masing lebih ketat 25 bps, 30 bps dan 40 bps dari level initial price guidance.

Baca Juga: Indonesia terbitkan pandemic bond senilai US$ 4,3 miliar

Bahkan, Sri Mulyani melanjutkan, posisi yield yang didapatkan pemerintah pada penerbitan kali ini lebih baik ketimbang penerbitan pada tahun 2015 dan 2018 di mana terjadi arus modal keluar (capital outflow) yang cukup besar dan pelemahan kurs rupiah yang signifikan saat itu. 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×