kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Achmad Yurianto bantah thermometer gun bisa merusak otak


Senin, 20 Juli 2020 / 18:09 WIB
Achmad Yurianto bantah thermometer gun bisa merusak otak
ILUSTRASI. A medical worker holds a thermometer to check a passenger's temperature at a checkpoint as the country is hit by an outbreak of the novel coronavirus in Susong County, Anhui province, China, February 6, 2020. REUTERS/Thomas Peter


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto membantah isu yang mengatakan bahwa thermometer gun bisa merusak otak.

Achmad Yurianto menyebut bahwa hal tersebut bukanlah informasi yang benar. Dia menyebut, thermo gun hanya mengukur suhu menggunakan pancaran sinar infra merah.

"Secara ilmiah, berbagai ahli sudah mengatakan statement ini tidak benar. karena thermal gun hanya mengukur dengan pancaran radiasi sinar infra merah yang setiap saat pasti akan dipantulkan oleh benda di sekitar kita. Tidak menggunakan sinar laser, tidak menggunakan sinar radioaktif semacam x-ray, hanya infa merah," terangnya Senin (20/7).

Baca Juga: Begini tanggapan KCI soal pernyataan Anies bahwa KRL jadi tempat penularan Covid-19

Adanya kabar ini pun disesalkan oleh Yurianto. Menurutnya, berbagai pernyataan ini justru akan membahayakan semua orang dan kontra produktif dengan upaya pencegahan penularan Covid-19.

Menindaklanjuti hal tersebut, dia pun berharap masyarakat tetap mengikuti informasi yang benar dan tidak mudah terpengaruh dengan berita-berita yang tidak benar. Dia juga berharap tidak ada pihak-pihak yang menyebarkan informaso-informasi yang menyesatkan.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Senin (20/7): 88.214 kasus, 46.977 sembuh, 4.239 meninggal

"Karena itu kami minta mari kita sama-sama sikapi dengan cara yang baik, kesulitan ini tidak usah ditambah dengan berita menyesatkan, karena ini akan membuat masyarakat semakin panik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×