kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

95,9% Masyarakat Indonesia Tak Takut Ancaman Resesi


Selasa, 08 November 2022 / 17:39 WIB
95,9% Masyarakat Indonesia Tak Takut Ancaman Resesi
ILUSTRASI. Ilustrasi Resesi Ekonomi. Masyarakat Indonesia rupanya tak khawatir dengan ancaman resesi ekonomi dunia.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat Indonesia rupanya tak khawatir dengan ancaman resesi ekonomi dunia. Hasil survei yang dilakukan Continuum Data Indonesia menunjukkan, 95,9% masyarakat Indonesia tidak khawatir terhadap isu resesi di tahun depan.

Data survei tersebut diambil dengan menggunakan pendekatan big data yaitu media sosial.

Analis Contonuum Data Indonesia Natasha Yulian mengatakan, survei tersebut dilakukan dengan mengumpulkan akun media sosial pribadi masyarakat Indonesia yang bebas dari keterlibatan media dan buzzer.  Setelah itu, dilakukan analisis pendapat masyarakat melalui analisis eksposur perbincangan, analisis sentimen, dan analisis topik perbincangan.

Data tersebut dikumpulkan dari 51.525 akun media sosial dengan pembicaraan soal resesi sebanyak 60.871 kali dari periode 17 Oktober 2022 hingga 1 November 2022. Adapun tren pembicaraan terkat resesi tersebut mengalami fluktuatif, namun dipastikan naik apabila terjadi peristiwa tertentu.

"Kita lihat pada tanggal 20 Oktober 2022 ada influencer yang membuat video fear mongering tentang resesi," ujar Natasha dalam konferensi pers Indef: Waspada Perlambatan Ekonomi Akhir Tahun, Selasa (8/11).

Baca Juga: Resesi Global di Depan Mata, Ini 6 Risiko yang Harus Dihadapi Indonesia

Sebagai informasi, fear mongering adalah suatu kampanye yang menjual ketakutan masyarakat dengan mencampurkan rumor atau isu yang sedang hangat di masyarakat ditambah dengan cara menakut-nakuti dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat atau tindakan publik terhadap sesuatu.

Natasha mengatakan, setelah event fear mongering itu berakhir, maka perbincangan resesi juga turut turun. Hanya saja angkanya mengalami kenaikan kembali pada 28 Oktober 2022 seiring dengan peristiwa "Pre Order" iPhone seri 14 terbaru.

"Seperti yang kita tahu iPhone itu handphone kelas atas yang pastinya harganya minimal belasan juta rupiah. Tapi faktanya, masyarakat harus ngantri lama untuk PO iPhone 14 ini yang berarti peminatnya itu masih banyak," katanya.

"Jadi fakta ini menggambarkan keraguan masyarakat akan resesi 2023," ungkap Natasha.

Dari survei yang diperoleh, Natasha mengelompokkannya menjadi perbincangan masyarakat yang positif akan resesi. Tercatat, 69,3% optimis bahwa Indonesia aman dari resesi, serta 21,60% yang melakukan perbincangan tingginya permintaan Iphone 14 sehingga menandakan konsumsi masyarakat masih tinggi.

Baca Juga: Ekonom Sebut Konsumsi Pemerintah Hambat Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×