kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

3 Jenis obat terapi Covid-19 ini tengah diburu pemerintah


Rabu, 21 Juli 2021 / 06:33 WIB
3 Jenis obat terapi Covid-19 ini tengah diburu pemerintah
ILUSTRASI. Saat ini, pemerintah tengah memburu tiga jenis obat terapi Covid-19. Gilead Sciences Inc/Handout via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, pemerintah tengah memburu tiga jenis obat terapi Covid-19. Hal ini dilakukan untuk terus menjamin ketersediaan obat terapi Covid-19. Salah satunya dengan melakukan impor. 

Melansir informasi yang dirilis Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, ada 3 jenis obat yang diupayakan stok nya tetap aman untuk Indonesia: 

1. Remdesivir

2. Actemra

3. Gammaraas

“Kami menyadari bahwa ada obat-obat impor yang memang secara global pasokannya sangat ketat, dan obat-obat tersebut antara lain remdesivir, actemra, gammaraas,” kata Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono dalam Konferensi Pers secara virtual, Sabtu (17/7).

Baca Juga: Ini yang harus dilakukan saat terkena Covid-19 saat bepergian

Lebih lanjut ia menjelaskan obat remdesivir akan diimpor dari India, Pakistan, dan China. Pemerintah sebelumnya telah melakukan negosiasi bersama dengan Kementerian Luar Negeri agar India bisa membuka kembali ekspornya. 

“Sudah mulai masuk (remdesivir) sekitar 50 ribu vial dan nanti akan bertambah lagi menjadi 50 ribu vial lagi per minggu. Kami juga sudah membuka akses ke China supaya obat-obat yang mirip dengan remdesivir bisa masuk ke Indonesia,” katanya.

Baca Juga: PPKM Darurat dilanjutkan, Jokowi: Anggaran perlindungan sosial ditambah Rp 55,21 T

Terkait obat actemra, pemerintah Indonesia sudah berkomunikasi langsung dengan produsen di Swiss, yakni perusahaan Roche. Obat actemra ini jadi salah satu obat terapi Covid-19 yang cukup sulit didapatkan.

Sedangkan untuk obat Gammaraas, pemerintah Indonesia sudah mendapatkan impor dari China sebanyak 30 ribu vial. Namun masih butuh stok lebih banyak lagi untuk mencukupi kebutuhan di Indonesia.

Dr. Dante menambahkan, untuk obat-obat yang stoknya dikategorikan masih cukup dan kelihatan masih jarang untuk masyarakat, sudah dilakukan pertemuan dengan Gabungan Perusahaan Farmasi supaya distribusi obat itu menjadi semakin lebih merata di seluruh tanah air.

Meskipun stok obat aman, ia tetap menekankan masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan, memakai masker dan menghindari kerumunan, serta rajin mencuci tangan dengan sabun. 

Selanjutnya: Obat yang Perlu Dihindari saat Isoman COVID-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×