Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah meluncurkan 17 paket kebijakan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski sejumlah di antaranya masih bersifat jangka pendek, stimulus tersebut berpotensi mendorong produktivitas dalam negeri.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, menyoroti sejumlah program, misalnya bantuan pangan berupa beras 10 kilogram selama dua bulan.
“Jenisnya masih bansos, cash transfer, jadi tidak sustainable. Apalagi durasinya hanya dua bulan,” ungkap Faisal kepada Kontan, Senin (15/9/2025).
Menurut Faisal, stimulus jangka pendek semacam itu memang penting untuk kelompok masyarakat bawah, terutama dalam menekan ketimpangan. Namun, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi dinilai terbatas.
Baca Juga: 4 Stimulus yang Bakal Berlanjut pada Tahun 2026
Sebaliknya, insentif PPh 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor pariwisata dianggap lebih berdampak signifikan. Program ini menargetkan 552.000 pekerja dengan penanggungan penuh hingga 2026. Dengan cakupan besar dan durasi panjang, kebijakan tersebut dinilai lebih mampu mendorong pertumbuhan.
Program padat karya tunai juga dipandang efektif. Meski masih terbatas pada proyek di Kementerian Perhubungan dan PUPR, mekanisme ini bersifat produktif karena pekerja menerima upah langsung dari kegiatan nyata, dengan jangkauan hingga 609.000 orang.
Selain itu, terdapat kebijakan tarif final PPh 0,5% bagi UMKM yang berlaku hingga 2029, serta PPh 21 DTP bagi industri padat karya. Insentif ini dipandang krusial mengingat sektor padat karya sedang menghadapi tekanan berat.
“Ini bukan hanya menyasar industri, tapi juga pekerja dengan penghasilan maksimal Rp10 juta. Jadi membantu industri sekaligus melindungi tenaga kerja,” ujarnya.
Dengan berbagai stimulus tersebut, Faisal menilai penciptaan lapangan kerja bisa lebih luas, mulai dari peremajaan perkebunan rakyat, dukungan koperasi, pengembangan kampung nelayan, tambak, hingga pembangunan kapal nelayan.
Baca Juga: Digaji Sesuai UMP, Pemerintah Fasilitasi Program Magang buat 20.000 Fresh Graduate
“Cakupannya luas dan menyasar sektor vital. Terutama yang sifatnya padat karya, ini akan membantu daya beli masyarakat bawah,” imbuhnya.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya kebijakan pendukung agar stimulus lebih efektif. Contohnya pada program peremajaan perkebunan.
Jika hanya fokus pada penyediaan bibit, persoalan mendasar seperti keterbatasan tenaga penyuluh dan insentif bagi petani tetap belum terpecahkan.
Selanjutnya: BNI Dorong Ekonomi Kerakyatan Lewat Pendampingan Batik Ramah Lingkungan
Menarik Dibaca: 4 Makanan yang Meningkatkan Hormon Kortisol atau Hormon Stres, Kurangi!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News