Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) telah menyelesaikan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) yang dimulai sejak Mei 2016. Dari sensus tersebut, ditemukan ada peningkatan usaha sebesar 17,51% menjadi 26,71 juta usaha/perusahaan di Indonesia.
“Bila dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu, ada kenaikan dibandingkan dengan jumlah usaha hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE2006) yang sebesar 22,73 juta usaha,” kata Kepala BPS Suhariyanto.
Total usaha atau perusahaan tersebut dalam penyajiannya kali ini dikelompokkan dalam 15 lapangan usaha. Tapi, sebagian aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia hanya terkonsentrasi di tiga sektor.
Yakni, perdagangan besar dan eceran yang total usahanya 46% atau setara dengan 12,33 juta, sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman yang total usahanya 16,72% atau 4,47 juta, dan sektor pengolahan yang 16,53% atau setara dengan 4,42 juta.
“Jadi kalau ditotal tiga itu sudah hampir 79,42%, jadi mayoritas masyarakat Indonesia bekerja di tiga lapangan usaha tersebut. Itulah struktur perekonomian Indonesia dari hasil SE 2016 kami,” jelasnya.
Suhariyanto mengatakan, kondisi makro ekonomi Indonesia memang dapati dikatakan bagus, yakni dilihat dari pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu, turunnya kemiskinan, turunnya gini rasio (ketimpangan), dan turunnya pengangguran.
Tapi, untuk memahami perekonomian Indonesia, perlu dilihat juga level mikronya atau pesebaran usahanya.
“Harus lihat level mikro, persebaran usahanya, sehingga bisa membantu penyusunan kebijakan agar penyusunannya lebih fokus. Bagaimana mewujudkan produktivitas rakyat, kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor domestik karena kita tahu di mana sebagian besar penduduk Indonesia bekerja,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
