kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

10 perusahaan relokasi, US$ 100 juta melayang


Rabu, 07 November 2012 / 20:56 WIB
10 perusahaan relokasi, US$ 100 juta melayang
ILUSTRASI. Gedung-gedung perkantoran terlihat dari kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/7). Cuaca hari ini di Jabodetabek cerah berawan hingga hujan ringan, menurut ramalan BMKG. KONTAN/Baihaki.


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia(Apindo) menyatakan akan ada 10 perusahaan yang melakukan relokasi dari Indonesia jika tidak ada jaminan keamanan dari pemerintah. Sikap pengusaha ini merupakan reaksi dari aksi sweeping dan penawanan pabrik dari para buruh.

Sofyan Wanandi Ketua Umum Apindo mengatakan, estimasi nilai kehilangan investasi dari 10 perusahaan yang akan melakukan relokasi adalah mencapai US$ 100 juta. “Sikap ini akan sangat mengganggu tingkat perekonomian Indonesia baik di level makro maupun mikro,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (7/11).

Apindo mencatat 10 perusahaan yang berencana melakukan relokasi di antaranya perusahaan sepatu asal Cekoslovakia PT Sepatu Bata Tbk, perusahaan elektronik asal Korea Selatan PT Samsung Electronic Indonesia, dan perusahaan sepatu asal Korea Selatan PT Chang Shin. Selain itu perusahaan lainnya yang hanya  mau menyebutkan inisial perusahaan seperti PT S (Pabrik Kabel asal Indonesia), PT BHI (Pabrik plastic injection asal Korea), PT DGW (Pabrik agrochemicals asal China, PT TP (pabrik printing dan packaging asal Jepang), PT SPI (pabrik suku cadang sepeda motor asal Korea Selatan), dan PT P ( pabrik alat berat untuk pertambangan asal Jepang).

Menurut Sofyan, sikap 10 perusahaan yang akan melakukan relokasi disebabkan tidak adanya kepastian hukum dan keamanan dari pemerintah. “Bayangkan buruh melakukan aksi penawanan di dalam pabrik dan memaksa pimpinan perusahaan menandatangani kesepakatan pengangkatan pegawai menjadi tetap,” ujarnya.

Sofyan mengatakan, para buruh telah melakukan aksi anarkis dengan merusak fasilitas pabrik dan melakukan ancaman. Selain itu, yang semakin membuat pengusaha kecewa adalah para buruh yang melakukan aksi sweeping dan pemaksaan bukan merupakan karyawan dari perusahaan yang terkena serangan

Sofyan melanjutkan, pihak Kepolisian juga tidak bisa menjamin keamanan dengan melakukan pembiaran terhadap aksi anarkis para buruh. “Kapolri sudah menjanjikan tidak boleh ada aksi sweeping dari buruh namun sampai saat ini masih saja terjadi,” ujarnya.

Menurut Sofyan, pihak perusahaan akan melakukan aksi relokasi paling lambat pada akhir tahun 2012 ini. Saat ini, pihak Apindo terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan pemerintah khususnya Kementerian Perekonomian untuk bisa menjamin keamanan bagi para pengusaha.

Apindo juga akan menulis surat kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono terkait permasalahan yang dihadapi pelaku industri dengan tidak adanya kepastian hukum dan keamanan. Serta,  pengusaha juga akan memberikan data-data lengkap terkait bukti aksi anarkis dari para buruh ke Presiden RI.

Sofyan menambahkan, tak hanya 10 perusahaan yang berniat relokasi, saat ini sudah ada 100 perusahaan dari 23 asosiasi yang menyatakan akan melakukan aksi mogok produksi. “Aksi mogok produksi juga akan menunggu kepastian jaminan keamanan dari pemerintah sampai akhir tahun ini,” ujarnya.

Sofyan mengatakan, jika belum sampai akhir tahun terjadi aksi mogok kerja nasional maka pemerintah dianggap tidak mampu menjamin keamanan bagi industri. Sehingga diperkirakan 10 perusahaan akan melakukan relokasi lebih awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×