kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi global melambat, BI tetap optimistis dengan prospek ekonomi dalam negeri


Kamis, 07 November 2019 / 15:20 WIB
Ekonomi global melambat, BI tetap optimistis dengan prospek ekonomi dalam negeri
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta. Walau ekonomi global melambat, BI tetap optimistis dengan prospek ekonomi dalam negeri.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi tahun depan diprediksi masih akan berat. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan sudah memangkas pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya akan di 3%. Namun, Bank Indonesia (BI) tetap optimistis dengan ekonomi dalam negeri.

Adapun 2020, ekonomi hanya akan tumbuh 3,4% dari sebelumnya 3,6%. "Global menyebutnya terjadi sincronize global slowdown,"  ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI)  Dody Budi Waluyo, Kamis (9/11).

Pemicunya masih karena perang dagang atau trade war antara dua negara dengan ekonomi besar Amerika Serikat (AS) dan China. Pelambatan ekonomi, berdasarkan proyeksi IMF,  masih akan berlanjut di tahun depan.

Baca Juga: BI: Dana asing masuk, defisit NPI kuartal III 2019 lebih kecil dari kuartal II 2019

Pelambatan ekspor disertai permintaan lokal yang melandai menjadikan masalah ekonomi menjadi berat. Pelambatan ekspor membuat devisa  ekspor juga terpangkas. "Ekspor yang turun sulit digantikan dengan permintaan, " ujar Dody.

Pasalnya korelasi keduanya sangat kuat, termasuk di Indonesia.  Korelasi tak kuat antara ekspor dan permintaan hanya terjadi di india karena produksi digunakan untuk memenuhi permintaan masyarakat.

Tak pelak, kombinasi pelambatan ekspor dan demand yang turun dengan ditandai dengan inflasi yang lambat membuat stance kebijakan pun akan berubah. "Dari sebelumnya kebijakan slower (PDB) for lower (suku bunga) berubah menjadi lower for longer, bahkan bisa lower for permanent," ujar Dody.

Dalam kondisi suku bunga rendah yang terjadi di banyak negara membuat pemilik hot money akan mencari imbal hasil obligasi di negara yang masih tinggi. "Salah satunya di emerging market jika yield yang ditawarkan bagus," ujar Dody.

Baca Juga: Meski trennya melambat, pemerintah optimistis investasi sokong pertumbuhan ekonomi

BI, kata Dody, akan terus berhati-hati dalam membuat kebijakan suku bunga. Jika sesuai rencana, BI akan mengadakan rapat Dewan Gubernur BI pada 20 dan 21 November 2019 nanti.

Menurut BI, mesin pertumbuhan ekonomi tahun depan masih akan lambat. Hanya saja, kebijakan akomodatif bank sentral dengan memangkas suku bunga sampai 100 bps di 2019 akan terakselerasi di tahun depan.

Dengan kondisi seperti itu, BI memproyeksikan ekonomi tahun ini akan tumbuh di kisaran 5,05% sepanjang tahun 2019 dan tahun 2020 akan di 5,3%. "Kami optimistis dengan ekonomi kita," ujar Dody.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% pada kuartal III-2019, begini komentar Presiden Jokowi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×