kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai Asian Games, diharapkan infrastruktur tidak terbengkalai


Minggu, 13 Mei 2018 / 14:22 WIB
Usai Asian Games, diharapkan infrastruktur tidak terbengkalai
ILUSTRASI. Proyek LRT Jabodebek


Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Infrastruktur yang dibangun untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018 diharapkan tidak terbengkalai pasca acara.

Pengelolaan pasca acara yang buruk sering membuat infrastruktur yang besar nilainya menjadi terbengkalai. Hal itu membuat menurunnya potensi keuntungan yang didapat pasca pembangunan infrastruktur tersebut.

"Ada contohnya seperti sarana olahraga di Riau dan Kalimantan Timur (Kaltim) yang terbengkalai setelah Pekan Olahraga Nasional (PON) selesai," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro dalam diskusi di Forum Merdeka Barat 9, Minggu (13/5).

Terbengkalainya infrastruktur yang dibangun disebabkan berbagai hal. Salah satunya, kata Bambang permasalahan hukum.

Permasalahan hukum atas suatu sarana infrastruktur membuat tidak dapat dikelola. Selain itu masalah dalam pengelolaan infrastruktur pasca suatu acara adalah kapasitas yang tidak sesuai.

Bambang bilang kapasitas stadion yang besar di Provinsi Riau dan Kaltim membuat stadion tersebut tidak digunakan. Padahal penggunaan stadion dapat menjadi pemasukan bagi pengelola sehingga aset dapat terjaga.

"Diharapkan setelah Asian Games 2018 sarana olahraga tetap bisa dipakai dan menghasilkan bagi pengelola," terangnya.

Tidak hanya sarana olahraga, menjelang Asian Games turut dibangun infrastruktur penunjang. Antara lain adalah Light Rail Transit (LRT).

Pengembangan infrastruktur diungkapkan Bambang merupakan dampak langsung Asian Games terhadap ekonomi Indonesia. Sumbangan investasi infrastruktur pun menjadi yang terbesar mencapai Rp 34,4 triliun.

Oleh karena itu, Bambang meminta ada kebijakan untuk mengelola sarana tersebut. "Pembentukan PT Jakabaring Sport City merupakan pengalaman bagus untuk pengelolaan," jelas Bambang.

Pasca dibangun untuk Sea Games 2011, PT Jakabaring Sport City terus mengelola aset olahraga tersebut. Hingga 2018, tercatat 42 kegiatan olahraga internasional telah dilakukan di Jakabaring.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×