kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tingkat kenyamanan 17 kota di bawah rata-rata


Senin, 11 Agustus 2014 / 15:00 WIB
Tingkat kenyamanan 17 kota di bawah rata-rata
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batu bara kebutuhan smelter nikel di Laut Lasolo, Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (27/2/2023). Penyebab Emiten Batubara Tetap Optimistis Meski Harga Terus Tertekan.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Tingkat kenyamanan hidup di sejumlah kota di Indonesia masih belum bagus. Hasil survey yang dilakukan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) terhadap 1.000 responden yang tersebar di 17 kota besar di Indonesia sepanjang kuartal II 2014 menunjukkan, indeks kepuasan atas kenyamanan kehidupan masih di bawah rata-rata nasional 63,62. 

Kota-kota yang disurvai antara lain, Bogor dengan indeks kenyamanan 60,5, Semarang 63,37, Surabaya 61,7, Banjarmasin, Pontianak 59,53, Jayapura 58,96 dan Medan 58,85.

Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Bernardus Djonoputro secara lebih rinci mengatakan, perhitungan indeks kualitas kenyamanan didasarkan beberapa indikator. Indikator itu antara lain pelayanan sektor transportasi, kebersihan, tata kota dan pengelolaan lingkungan dan tingkat kenyamanan responden terhadap kehidupan sosial di kota yang mereka tinggali. "Ada 27 indikator dan margin of errors 2%," katanya, Senin (11/8).

Walau masih ada kota yang tingkat kenyamanannya di bawah rata-rata nasional, hasil survey IAP juga menunjukkan, tingkat kenyamanan di sejumlah kota di atas rata-rata nasional. Kota-kota tersebut antara lain, Bandung 64,4, Solo 69,38, Malang 69,3, Yogyakarta 67,93 dan Balikpapan  71,12.

Bernard mengatakan, masyarakat di tujuh kota besar dengan tingkat kenyamanan paling tinggi tersebut menilai bahwa kota yang mereka tinggali telah memberikan kepuasan hidup kepada mereka. "Solo, Malang, Samarinda dianggap kota yang secara keruangan dan lingkungan terkelola dengan baik," kata Bernard.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengakui bahwa tingkat kenyamanan kehidupan masyarakat di perkotaan sampai saat ini memang belum maksimal. Kondisi tersebut antara lain bisa dilihat dari keberadaan ruang terbuka hijau di beberapa kota besar yang sampai saat ini masih kecil.

Hermanto mencatat, beberapa kota besar di Indonesia masih memiliki ruang terbuka hijau di bawah 30%. "Yang sudah 30% kalau tidak salah baru Yogyakarta dan Balikpapan saja," katanya.

Bukan hanya soal luasan ruang terbuka hijau, Hermanto juga mencatat sebaran ruang terbuka hijau di Indonesia juga masih belum memberi kenyamanan kepada masyarakat. Sebab untuk bisa menikmati ruang terbuka hijau rata-rata masyarakat masih harus menghabiskan waktu yang cukup lama untuk berjalan ke ruang terbuka hijai. "Ini beda di New York, di sana pedestrian itu kalau mau menikmati ruang terbuka hijau cukup berjalan 10 menit saja sudah bisa," katanya.

Atas kondisi itulah Hermanto mengatakan, pemerintah akan segera memperbaiki tata ruang. "Ini akan kami dorong untuk wujudkan kota yang kita idamkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×