kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,72   -5,64   -0.61%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RI undang Norwegia buka industri pengolahan Salmon


Selasa, 24 November 2015 / 17:05 WIB
RI undang Norwegia buka industri pengolahan Salmon


Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan mengajak kalangan pengusaha dari Norwegia untuk membuka industri pengolahan ikan salmon di Tanah Air.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di sela pertemuan dengan Menteri Perikanan Norwegia Elisabeth Aspaker di Jakarta, mengatakan, saat ini kebanyakan investor Norwegia membuat pabrik pengolahan salmon di Tiongkok, Vietnam, dan Kamboja.

"Nanti kita undang mereka investasi di sini. Mereka nanti membawa mesin-mesin ke sini, orang kita yang mengerjakan," ucapnya, Selasa (24/11).

Setelah dilakukan pengolahan dan memiliki nilai tambah, lanjutnya, ikan-ikan salmon yang didatangkan dari Norwegia tersebut nantinya bisa ekspor ke negara lain seperti Jepang.

Susi menyatakan, saat ini Indonesia mengimpor ikan salmon dari Norwegia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, karena ikan tersebut tidak terdapat di dalam negeri.

Ke depan, menurut dia, salmon yang diimpor tersebut dapat diolah di Indonesia sehingga memiliki nilai tambah untuk kemudian di ekspor ke negara lain.

"Kita ingin lebih banyak impor salmon untuk reekspor ke Jepang. Jadi diproses lagi untuk diekspor," ungkapnya.

Menurut dia, peningkatan impor salmon tersebut tidak akan merugikan Indonesia dan tidak perlu dibatasi dengan kuota, karena ikan yang didatangkan itu merupakan bahan baku untuk produk ekspor, apalagi Indonesia tak memiliki ikan salmon.

Namun demikian, Susi mengakui, upaya pengembangan industri pengolahan salmon tersebut terkendala oleh lamanya proses pemasukan ikan salmon di kepabeanan di bandara Indonesia.

Dikatakannya, ikan salmon baru bisa mendapat izin masuk setelah tiga hari, padahal industri pengolahan butuh waktu cepat karena ikan bisa rusak kalau terlalu lama.

Hal itulah, menurut Susi yang menyebabkan Norwegia dan negara-negara lainnya enggan mendirikan pabrik pengolahan ikan salmon di Tanah Air.

"'Custom clearance' di bandara perlu diperbaiki. Yang mestinya 36 jam jadi tiga hari. Kalau lama, kita susah menumbuhkan industri olahan karena di sini lama masuknya salmon," tukasnya.

Terkait hal itu, Menteri Kelautan dan Perikanan menyatakan, pihaknya akan melakukan kunjungan ke bandara Soekarno Hatta guna mengetahui alasan lamanya pengurusan kepabeanan komoditas salmon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×