kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah cari cara menggenjot kinerja ekspor


Jumat, 09 Februari 2018 / 16:53 WIB
Pemerintah cari cara menggenjot kinerja ekspor
ILUSTRASI. Sofjan Wanandi


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca dikritik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait nilai ekspor yang masih minim, pemerintah mulai berbenah.

Para menteri seperti Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Meteri Keuangan Sri Muyani, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong berkumpul di Istana Wakil Presiden (Wapres), Jumat (9/2)

Menurut Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi mengatakan, pemerintah sedang merumuskan apa saja yang bisa dipercepat. Salah satunya yakni, mempermudah tax allowance dan tax holiday. Sebab, dalam praktiknya belum bisa dijalankan secara maksimal lantaran terlalu banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi.

"Syarat tersebut yang akan kita permudah, jadi misalnya untuk perusahaan padat karya bisa ekspor lebih banyak, kita kasih kemudahan supaya dapat tax allowance," ungkapnya di Istana Wapres, Jumat (7/2).

Begitu juga dengan perusahaan-perusahaan yang menambah investasinya akan diberikan insentif. Kemudian soal regulasi dan implementasi yang belum segaris juga akan diperbaiki.

Adapun Sofjan bilang, setidaknya kebijakan tersebut akan diumumkan oleh pemerintah dua pekan mendatang.

"Dalam dua minggu ini akan diumumkan beberapa yang signifikan, baik dalam jangka pendek, mengah, maupun panjang," tambahnya. Intinya, kebijakan tersebut akan mempermudah iklim investasi dan ekspor tanah air.

Diharapkan nantinya ekspor Indonesia dapat bersaing dengan Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Sementara itu secara terpisah Kementerian Koordinator Darmin Nasution mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengidentifikasi setidaknya lima industri yang memiliki potensi ekspor yang besar.

Namun sayangnya, Darmin masih belum mau menyebutkan industri apa saja yang dimaksud. Kemudian, pemerintah juga akan memprioritaskan perjanjian bilateral dengan Australia dan Uni Eropa untuk percepat ekspor.

Adapun penyusunan tersebut disusun setelah Jokowi membandingkan nilai ekspor Indonesia dengan negara tetangga. Nilai ekspor Indonesia pada tahun 2016 hanya 145 juta dollar Amerika Serikat.

Angka itu kalah dari negara tetangga seperti Kamboja (160 juta), Malaysia (184 juta) dan Thailand (231 juta). Padahal, jumlah penduduk di negara tersebut jauh lebih sedikit dari Indonesia.

Untuk itu, Jokowi memerintahkan para menterinya untuk mengevaluasi secara menyeluruh apa yang menyebabkan ekspor Indonesia masih minim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×