kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moneter ketat, target pertumbuhan ekonomi konservatif


Senin, 02 Juli 2018 / 14:44 WIB
Moneter ketat, target pertumbuhan ekonomi konservatif
ILUSTRASI. Investasi di bidang infrastruktur


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang ketat pasca kenaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (7DRR) sebanyak 50 basis poin menjadi 5,25% membawa dampak ke perekonomian. Efek pengetatan kebijakan moneter, target pertumbuhan ekonomi pemerintah pun lebih konservatif.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut akan tertransmisi pada perekonomian di tahun depan. “Kita lihat BI sudah naikkan suku bunga, ini pada akhirnya akan punya imbas ke pertumbuhan ekonomi,” kata Suahasil di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/7).

Apalagi kondisi ekonomi global masih tak menentu karena volatilitasnya juga masih tinggi, ditambah lagi suku bunga The Fed masih akan naik lagi. "Tahun depan transmisinya sudah ada ke ekonomi. Jadi, lebih baik konservatif,” ujarnya.

Dus, target pertumbuhan ekonomi yang dipasang pemerintah pada tahun depan sebesar 5,2% hingga 5,6%. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi 2019 diperkirakan bisa mencapai 5,4% hingga 5,8%.

Suahasil menambahkan, di tahun 2018, efek dari kenaikan suku bunga acuan BI belum akan terasa ke perekonomian lantaran pemerintah optimistis perbankan tidak akan langsung merespon kenaikan bunga tersebut. Dengan demikian, pada kuartal II 2018, ekonomi Indonesia masih diperkirakan bisa tumbuh 5,2%. “Pada saat yang sama, kami lihat bank tidak langsung naikkan suku bunga. Di kuartal II-2018 ini kami lihat ekonomi akan didorong oleh Ramadan-Lebaran,” ujar dia.

Meski tak ada lagi stimulus yang akan mendorong ekonomi secara signifikan mengingat pemilihan kepala daerah (pilkada) serta Ramadan-Lebaran sudah lewat, Suahasil bilang, masih ada stimulus yang bisa menjaga kepercayaan pelaku bisnis, yakni pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Sebab, APBN bisa menjadi stimulus buat ekonomi. "Jadi, melaksanakan APBN tepat waktu, sasaran, dan jumlah, ini mendorong confidence bahwa pemerintah uangnya cukup dan bisa bayar seluruh pengeluaran,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×