kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketika pejabat Kementerian Keuangan memberi kuliah umum di IAIN.


Jumat, 25 Mei 2018 / 21:41 WIB
Ketika pejabat Kementerian Keuangan memberi kuliah umum di IAIN.
ILUSTRASI. Luky Alfirman (berdiri), Dirjen PPR


Reporter: Patricius Dewo | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - PONOROGO. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko dari Kementerian Keuangan Luky Alfirman menyampaikan tentang pembangunan saat ini dan harapannya ke depan, saat memberikan kuliah umum pada mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo Jawa Timur, Jumat (25/5).

Dalam kuliah umum ini Luky Alfirman pertama-tama menjelaskan soal meningkatkan pembangunan secara inklusif agar mampu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Inklusif yang dimaksudkan adalah pembangunan merata agar semua lapisan masyarakat merasakan dampaknya.

“Pembangunan ekonomi harus inklusif, yaitu seluruh rakyat bisa menikmati hasil pembangunan tersebut dan tidak hanya mengejar economy growth saja. Dan juga kita ingin meratakan perkembangan ekonomi dan menambah lapangan pekerjaan,” ujarnya di Aula Kampus IAIN, dalam kuliah umum yang bertemakan Membangun APBN yang kuat dan Generasi Muda Yang Cerdas APBN, hari ini.

Luky Alfirman juga menceritrakan tentang pertumbuhan Indonesia yang pada tahun 2010 pernah naik sekitar 6% dan di 2015 berada pada titik terendah dan mulai menanjak lagi di tahun 2016 sampai tahun 2018. Dia juga mengemukakan soal kondisi perekonomian di daerah yang tertinggal di Indonesia, seperti di Papua.

Padahal, di antara negara G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir menjadi yang terbesar nomor 3 yaitu sebesar 5,6%.

Pada sesi ini juga, dia menambahkan, ingin mahasiswa mengerti sistem ekonomi di suatu negara. Tidak hanya itu, mahasiswa juga harus mengerti apa itu ekonomi global maupun domestik karena ekonomi global mampu mempengaruhi ekonomi domestik.

Pada penutup, ia menjelaskan bahwa bila negara bisa konsisten untuk tetap stabil menjaga pertumbuhan ekonomi 5% - 6% maka Indonesia akan menjadi negara lima terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di dunia.

Sejatinya, kuliah umum ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun, Sri Mulyani tak dapat datang karena harus menghadiri rapat kabinet. Para mahasiswa sempat melontarkan kekecewaan lantaran Sri Mulyani tak hadir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×