kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) identifikasi 7 tantangan industri dalam negeri


Rabu, 11 Desember 2019 / 20:01 WIB
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) identifikasi 7 tantangan industri dalam negeri
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mulai mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh pelaku industri di dalam negeri dan mencari solusinya.

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian (Menperin) berkata, pihaknya memetakan tujuh tantangan yang saat ini dihadapi industri dalam negeri.

Baca Juga: Kemenperin: Pabrik baru Chandra Asri di Cilegon bisa hemat devisa Rp 8 triliun

"Hal pertama yang menjadi tantangan di dunia industri Tanah Air, yakni tingginya harga bahan baku. Kalau berbicara mengenai bahan baku industri, salah satunya adalah gas untuk kebutuhan industri yang harganya masih relatif tinggi dibandingkan negara-negara lain. Tentunya ini akan mempengaruhi daya saing industri di Tanah Air,” ujar Agus dalam siaran persnya, Rabu (11/12).

Di samping itu, Kemenperin juga mengidentifikasi sejumlah bahan baku yang masih cukup banyak dibutuhkan sektor industri di dalam negeri, di antaranya kondensat, gas, naptha, biji besi, bahan penolong seperti katalis, scrap (besi bekas), kertas bekas, dan nitrogen.

“Menjawab tantangan terhadap kurangnya bahan baku ini, pemerintah mendorong tumbuhnya industri hulu seperti sektor kimia dasar dan logam dasar,” tutur Agus.

Baca Juga: Waduh, penunggak pajak kendaraan mewah terbanyak ada di Jakarta Selatan

Hal kedua yang menjadi tantangan adalah perlunya penambahan infrastruktur seperti pelabuhan dan akses jalan yang terintegrasi. Selanjutnya perluasan kawasan industri di luar Pulau Jawa, sehingga terwujudnya Indonesia sentris.

Tantangan ketiga berkaitan dengan kurangnya utility seperti seperti listrik, air, gas, dan pengolahan limbah (waste treatment) di kawasan-kawasan yang diproyeksikan menjadi kawasan industri baru.

Tantangan keempat adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten. Salah satunya untuk menjawab kebutuhan terhadap kemajuan teknologi, yang berkaitan dengan industri 4.0 untuk meningkatkan produktivitas secara lebih efisien dan cepat.

Baca Juga: Dihantui Pelemahan Daya Beli, Ini Ulasan Analis untuk Saham Sektor Otomotif




TERBARU

[X]
×