kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,89   3,53   0.38%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi China, RI harus belajar dari pengalaman


Minggu, 18 Juni 2017 / 22:59 WIB
Investasi China, RI harus belajar dari pengalaman


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Indonesia kembali mendapatkan investasi dari China. Negeri asal tirai bambu ini kembali membenamkan dananya melalui perusahaan swasta yang akan berinvestasi di dua proyek di Morowali, Sulawesi Utara.

Investasi tersebut menambah daftar deretan proyek yang diinvestasikan China melalui proses bussiness to bussiness (B2B) antara Indonesia dan China. Selama pemerintahan Joko Widodo, tak kurang dari belasan proyek yang diinvestasikan China ke Indonesia.

Ketua Tim Implementasi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Wahyu Utomo mengatakan, investasi dari China beberapa proyek masih dalam progres pengerjaan. Pilihan China sebagai salah satu investor, bukan tanpa alasan maupun pertimbangan.

Ia bilang, meski China punya rekam jejak yang kurang baik saat kerja sama terdahulu, namun pemerintah kali ini tak mau jatuh di persoalan yang sama. Pada pemerintahan Jokowi, pemerintah lebih mengambil langkah aman dengan meminta bantuan rekomendasi dari pemerintah China. Dengan begini,  Indonesia lebih punya jaminan dan filter ketimbang masa lalu.

"Kita punya kelemahan komunikasi dengan pemerintah China di masa lampau, namun sekarang kita gandeng pemerintah China untuk memberikan investor yang besar dan berkompetensi," ujar Wahyu, Minggu (18/6).

Ke depannya, kata Wahyu, investasi dari China akan terus mengalir. Namun, bukan hanya dari China saja, pemerintah mengharapkan dana investasi terus terbuka dari berbagai negara. "Prinsipnya pemerintah membuka peluang investasi dari semua pihak, kita cari yang terbaik saja," ujarnya.

Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri mengatakan, peningkatan proyek pendanaan dari China memang cukup pesat di era Jokowi. Yose bilang, yang harus pemerintah perhatikan bila kembali menggandeng China, pemerintah harus berkaca pada proyek-proyek yang dikerjakan China yang lalu.

Yose bilang, kejadian magkraknya sejumlah proyek dan hasil pengerjaan yang tak optimal, mesti dijadikan koreksi untuk menjalin kerja sama. Jika dimasa lampau banyaknya proyek yang kacau disebabkan pengerjaannya dilakukan oleh kontraktor kecil yang tak berkompeten, kali ini Indonesia jangan sampai jatuh di lubang yang sama.

Menurutnya, ada tiga hal yang harus dilakukan pemerintah, yang pertama Indonesia harus memperkuat komunikasi dengan pemerintah China agar jalinan bussines to bussines bisa berjalan dengan baik.

Kedua, juga harus memperhatikan skema yang ditawarkan oleh pemerintah china. Jika skema dengan utang, bentuk pembaayarannya jangan sampai merugikan Indonesia.

Ketiga, komitmen penggunaan tenaga kerja dari China harus dicari jalan keluarnya. Seperti diketahui, China kerap kali membawa tenaga kerja dengan jumlah yang banyak. Ia bilang, padahal ini bisa menjadi peluang kerja bagi masyarakat. "Ini yang mesti kita perjelas, sehingga tinggal kita push bagaimana menyelesaikan permasalahan ini," papar Yose.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×